Nationalgeographic.co.id—Sekitar seabad lalu, seorang "penjelajah gua terhebat yang pernah dikenal" memasuki labirin gua bawah tanah di Kentucky selatan-tengah dan tidak pernah kembali. Kisah tragis tersebut menarik perhatian publik saat itu dan tetap menjadi kisah peringatan bagi para pencari sensasi, yang berfungsi sebagai pengingat yang jelas untuk tidak melampaui batas.
Pada tanggal 30 Januari 1925, Floyd Collins memulai petualangan untuk menjelajahi gua yang tidak disebutkan namanya, yang sekarang dikenal sebagai Sand Cave di Taman Nasional Gua Mammoth, sebagaimana diceritakan oleh Dinas Taman Nasional AS.
Ini adalah periode sejarah AS yang menyaksikan apa yang disebut "Perang Gua", era persaingan ketat di mana para penjelajah dan pengembang ingin membuka wilayah Gua Mammoth untuk meraup keuntungan dari industri pariwisata yang sedang berkembang.
Dalam salah satu penjelajahannya, Floyd Collins menemukan pintu masuk gua dengan potensi wisata yang signifikan - mudah diakses dan tidak jauh dari situs terkenal seperti Gua Mammoth. Mencium potensi komersial gua itu, ia membuat kesepakatan dengan pemilik tanah, setuju untuk membagi keuntungan jika usaha untuk menjelajahi gua tersebut terbukti layak.
Berbekal satu lentera minyak tanah, Floyd Collins memasuki Sand Cave dan mulai melintasi lorong-lorongnya yang sulit, menyelinap melalui koridor-koridor sempit, dan merangkak di bawah langit-langit batu yang rendah.
Tampaknya penjelajah tersebut mulai melakukan perjalanan pulang ketika bencana melanda: sebuah batu seberat 12 kilogram tergelincir dan menjepit pergelangan kakinya. Ia benar-benar terjebak.
Kemudian pada hari yang sama, tetangga Floyd Collins menyadari bahwa ia belum kembali. Upaya penyelamatan Collins kemudian diluncurkan dengan melibatkan tim penjelajah lokal, ahli geologi, dan simpatisan lokal.
Dilansir IFL Science, anggota tim pencari menemukan mantel Collins tergantung di luar Sand Cave. Jadi, mantel itu menjadi fokus pencarian.
Namun, beberapa bagian gua terbukti sangat sempit untuk dilewati. Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, Jewell Estes, berhasil merangkak cukup jauh untuk berkomunikasi dengan Collins, tetapi tidak ada cara untuk menghubunginya secara fisik, apalagi menyingkirkan batu yang telah menyegel nasibnya.
Seiring berlalunya waktu, Collins menjadi semakin kedinginan dan lelah, dan mulai mengalami periode linglung. Akhirnya, tim penyelamat memulai pekerjaan berat menggali lubang dengan harapan dapat mencapai gua tersebut, tetapi kemajuannya lambat.
Baca Juga: Kisah Seorang Pria yang Masuk Gua dan Tak Sengaja Ciptakan Bidang Ilmu Baru
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR