Menelisik Perilaku Konsumsi Impulsif dan Dampaknya terhadap Lingkungan

By Utomo Priyambodo, Kamis, 15 Desember 2022 | 14:00 WIB
Ilustrasi berbelanja di toko ritel. (iStock)

Baca Juga: Delapan Juta Ton Plastik Dibuang ke Laut Setiap Tahun 

Belanja impulsif selain memiliki muatan emosional dapat dipicu oleh beberapa faktor, antara lain: lingkungan toko, kepuasan hidup, harga diri, dan keadaan emosi konsumen saat itu (Gogoi dan Shillong, 2020). "Kami percaya bahwa pembelian impulsif dapat dirangsang oleh kebutuhan yang tidak terduga, oleh rangsangan visual, kampanye promosi dan/atau oleh penurunan kapasitas kognitif untuk mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari pembelian tersebut," simpul Rodrigue dan rekan-rekannya.

Simpelnya, selain akibat rangsangan visual berupa iklan atau promosi produk yang tampil di toko luring ataupun di internet via ponsel dan laptop pada era modern ini, perilaku pembelian impulsif sering kali terjadi karena pembeli tidak memikirkan konsekuensi setelahnya. Ini bisa terjadi karena pembeli dalam kondisi psikologis yang buruk sehingga malas berpikir rasional.

Jadi, untuk menghindari perilaku boros akibat pembelian impulsif ini, sebelum kita membeli apa pun tanpa rencana, sebaiknya kita mengingat kembali rencana pembelian bulanan kita ataupun berpikir konsekuensinya. Selain dari sisi ekonomi atau keuangan pribadi serta keluarga, konsekuensi yang perlu kita pertimbangkan adalah dari sisi lingkungan. Adakah efek buruk terhadap lingkungan yang bisa ditimbulkan akibat pembelian atau konsumsi ini?

Untuk mendukung produk-produk berkelanjutan, Sahabat bisa menemukannya dengan klik di sini.