Pemanis Buatan Aspartam dapat Menimbulkan Gangguan Kecemasan

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 17 Desember 2022 | 12:00 WIB
Gangguan kecemasan ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut berlebihan. (Stockphoto)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru dari Florida State University College of Medicine menemukan bahwa pemanis buatan aspartam dapat menimbulkan gangguan kecemasan. Hal tersebut tersebut berdasarkan hasil uji mereka pada tikus yang terpapar pemanis buatan.

Temuan tersebut telah mereka publikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences baru-baru ini. Makalah mereka diterbitkan dengan judul "Transgenerational transmission of aspartame-induced anxiety and changes in glutamate-GABA signaling and gene expression in the amygdala."

Dari penelitian tersebut, para peneliti telah mengaitkan pemanis buatan aspartam dengan perilaku seperti kecemasan pada tikus. Bersamaan dengan menghasilkan kecemasan pada tikus yang mengonsumsi aspartam, efeknya meluas hingga dua generasi dari jantan yang terpapar pemanis.

Seperti diketahui, pemanis buatan aspartam dapat ditemukan di hampir 5.000 makanan dan minuman yang dijual bebas. Aspartam banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena hanya dengan takaran yang lebih sedikit, aspartam bisa menghasilkan rasa manis yang sama dengan gula biasa. 

"Apa yang ditunjukkan studi ini adalah kita perlu melihat kembali faktor lingkungan, karena apa yang kita lihat hari ini bukan hanya apa yang terjadi hari ini, tapi apa yang terjadi dua generasi lalu dan mungkin lebih lama lagi," kata rekan penulis Pradeep Bhide, Jim dan Betty Ann Rodgers Ketua Sarjana Developmental Neuroscience di Department of Biomedical Sciences.

Studi tersebut muncul, sebagian, karena penelitian sebelumnya dari Bhide Lab tentang efek transgenerasi nikotin pada tikus.

Aspartam telah digunakan di banyak minuman dan makanan. (Thinkstock)

Penelitian menunjukkan perubahan sementara, atau epigenetik, pada sel sperma tikus. Tidak seperti perubahan genetik (mutasi), perubahan epigenetik bersifat reversibel dan tidak mengubah urutan DNA; namun, mereka dapat mengubah cara tubuh membaca urutan DNA.

"Kami sedang mengerjakan efek nikotin pada jenis model yang sama," kata Bhide. "Ayahnya merokok. Apa yang terjadi dengan anak-anaknya?"

Baca Juga: Kisah Seorang Tiktoker yang Tulang dan Giginya Berubah Menjadi Hitam

Baca Juga: Waspadai Wabah 'Gaming Disorder' Akibat Kecanduan Permainan Daring

Baca Juga: Pentingnya Screening Gangguan Kecemasan, Dimulai Sejak Anak-anak