Tujuh Pemimpin Gila Sepanjang Sejarah, dari Tiongkok Kuno hingga Rusia

By Sysilia Tanhati, Minggu, 18 Desember 2022 | 12:00 WIB
Sejak lama, orang-orang harus menghadapi penguasa yang seakan telah kehilangan akal dan bertindak di luar nalar. (Wikipedia)

Lalu banyak cerita tentang kesadisannya. Misalnya, suatu hari di Circus Maximus, Caligula sedang menikmati tontonan ketika tiba-tiba tidak ada penjahat untuk diumpan ke singa. Caligula menyuruh lima baris pertama penonton diseret dari tempat duduknya dan dilempar ke arena. Ratusan meninggal. Namun, bisa saja kisah ini hanya khayalan sejarawan yang tidak menyukainya.

Di lain waktu, ketika seseorang menghinanya, Caligula menanggapi dengan mengeksekusi keluarga pria itu di depan orang banyak.

Caligula juga dikatakan sangat bejat. Konon dia melacurkan saudara perempuannya kepada pria lain untuk hiburannya dan tidur dengan saudara iparnya.

Secara historis, daftar kesadisan Caligula seakan tidak pernah habis. Beberapa sejarawan mengeklaim bahwa beberapa kisah terburuk tentang Caligula terlalu dibuat-buat dalam upaya untuk mendiskreditkan sang kaisar setelah kematiannya. Meski berlebihan, banyak sumber yang menyatakan bahwa Caligula termasuk kaisar Romawi yang bejat dan sadis.

Kaisar Romawi Nero, si pembunuh ibu

Nero adalah salah satu kaisar Romawi yang dicap gila. Di awal pemerintahannya, semua tampak normal. Seiring dengan berjalannya waktu, ia semakin jatuh ke dalam paranoia yang membuatnya sedikit gila.

Namun Nero memiliki sisi yang lebih lembut. Pada saat Nero menjadi kaisar Roma pada usia 17 tahun, dia mempelajari seni. Kelak, Nero menjadi penyanyi, musisi, dan pembaca puisi yang berbakat.

Dalam budaya Romawi, aktor dan musisi profesional itu setara dengan pelacur atau budak. Akan tetapi Nero suka tampil. Sebagai kaisar, dia menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi yang ditampilkan di depan umum.

Nero bahkan melangkah lebih jauh dengan memasuki Olimpiade dan memaksa penyelenggara untuk menambahkan kompetisi seni. Tidak mengherankan, Nero memenangkan setiap pertandingan yang diikutinya.

Dia sangat suka tampil dan bermain begitu lama. Konon itu membuat para penonton mencari berbagai alasan agar bisa melarikan diri dari pertunjukannya. Pria tua kan berpura-pura mati dan wanita berpura-pura melahirkan hanya untuk melarikan diri.

Nero juga memiliki kebiasaan membunuh orang-orang yang dekat dengannya. Semuanya dimulai dengan ibunya. Alasannya membunuh ibunya tidak jelas, tetapi tampaknya setelah kematiannya Nero mulai menderita paranoia.

“Dipercaya secara luas jika Nero membunuh istri pertamanya dan keduanya sendiri,” Mitchell menuturkan.