Tujuh Pemimpin Gila Sepanjang Sejarah, dari Tiongkok Kuno hingga Rusia

By Sysilia Tanhati, Minggu, 18 Desember 2022 | 12:00 WIB
Sejak lama, orang-orang harus menghadapi penguasa yang seakan telah kehilangan akal dan bertindak di luar nalar. (Wikipedia)

Kegilaan Ivan yang Mengerikan

Ivan IV atau Ivan yang Mengerikan kehilangan akal karena pelecehan yang dialami saat masih muda.

Ivan kehilangan kedua orang tuanya di usia muda. Setelah kehilangan ibunya pada usia tujuh tahun, ia tidak berdaya. “Anggota elite pemerintah Rusia menyiksa dan melecehkannya,” tambah Mitchell lagi. Di usia dini, ia mulai menyiksa hewan kecil sebagai mekanisme koping.

Ivan IV atau Ivan yang Mengerikan, tsar Rusia. (Viktor Vasnetsov/Public Domain)

Ivan dinobatkan sebagai tsar pada usia 16 tahun (1546).

Pada awalnya, menjadi penguasa tampak menyembuhkannya dari kegilaannya. Sang tsar membuat pengakuan publik dan meminta maaf atas berbagai tindakan kejamnya. Di awal masa kepimpinannya, Ivan adalah tsar yang baik. Contohnya, dia membuat undang-undang yang bertujuan untuk menciptakan persamaan kelas, sehingga tidak ada yang menderita seperti dia.

Namun kewarasannya tidak berlangsung lama. Ivan mulai membantai rakyatnya sendiri, terutama siapa saja yang berani menantang kecenderungan otokratisnya.

Seiring bertambahnya usia, Ivan dipenuhi paranoia serta kemarahan masa mudanya muncul kembali. Kegilaang Ivan berada di puncaknya dengan pembunuhan putra sulungnya, pewaris, dan kesayangannya, Ivan Ivanovich.

Tsar Peter III dan tentara mainannya

Beberapa penguasa kehilangan akal sehatnya dari waktu ke waktu. Beberapa bahkan tidak pernah memilikinya sejak awal. Seperti, Tsar Peter III dari Rusia yang menderita semacam sindrom Peter Pan. “Sang tsar tidak pernah tumbuh dewasa,” ungkap Mitchell.

Tsar Peter III terutama dikenang sebagai penguasa digulingkan oleh istrinya, Catherine yang Agung. Akan tetapi bagaimana Catherine bisa menyingkirkan suaminya?

Nah, secara luas diyakini bahwa Peter terobsesi dengan tentara mainan. Catherine mengeklaim bahwa pada malam pernikahannya, ia kecewa ketika Peter punya rencana selain menghabiskan waktu dengannya.

Alih-alih menikmati malam pertama sebagai suami istri, Peter mengeluarkan sekotak tentara mainan dari bawah tempat tidurnya. Ia memaksa istrinya untuk bermain dengan tentara mainan itu sampai pagi.

Di lain waktu, Peter menghabiskan banyak waktu untuk mendirikan benteng mainan yang siap untuk pertempuran pura-pura. Dia sangat marah ketika seekor tikus kebetulan lewat dan menjatuhkan mainannya. Tikus itu segera digantung di tembok karena 'melanggar disiplin militer'.

Niyazov dari Turkmenistan

Seperti penguasa gila dari masa lalu, Saparmurat Niyazov memiliki ego yang tidak dapat dikendalikan.

Niyazov menjadi presiden Turkmenistan setelah jatuhnya Uni Soviet, memerintah dari tahun 1990 hingga kematiannya pada tahun 2006. Dia segera mulai bekerja menciptakan kultus kepribadian yang bahkan menyaingi Dinasti Kim di Korea Utara.

Niyazov terobsesi untuk mengganti nama semua hal. Ia mengganti nama bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, dan bahkan roti untuk mewakili kemuliaan-nya. Egonya sedemikian rupa sehingga kota, sekolah, dan bahkan meteorit diberi namanya.

Para dokter bahkan diperintahkan untuk berhenti mengucapkan Sumpah Hipokrates. Sebaliknya, mereka harus bersumpah kepada Niyazov.

Niyazov melangkah lebih jauh dengan mengubah buku yang ditulisnya menjadi setara dengan kitab suci. Bukunya, Ruhnama, harus diajarkan di sekolah-sekolah. Bahkan untuk bekerja di pemerintahan, seseorang harus diuji dengan Ruhnama. Seakan masih belum cukup, orang yang melakukan tes mengemudi pun harus menjawab beberapa pertanyaan tentang Ruhnama.

Niyazov mengambil gagasan kultus kepribadian dan pada dasarnya mencoba mengubahnya menjadi agama negara. Egonya sedemikian rupa sehingga dia melihat dirinya sebagai dewa. Mereka yang membaca bukunya tiga kali "dijamin masuk surga". Tidak mengherankan bahwa segera setelah kematiannya, orang-orang Turkmenistan dengan cepat membatalkan sebagian besar keputusannya.

Itulah daftar pemimpin gila dari berbagai tempat. Beberapa di antaranya tragis; beberapa dari mereka melakukan tindakan keji, dan bahkan ada yang tampak lucu. Sayangnya, rakyat harus mengikuti semua kegilaan para pemimpin itu. Setiap orang dalam daftar ini adalah pemimpin otokrat yang memaksakan kehendak mereka pada rakyatnya.