Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis

By Sysilia Tanhati, Selasa, 20 Desember 2022 | 10:00 WIB
Kematian jadi hal yang ditakuti oleh Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok. Tragisnya, alih-alih umur panjang, ramuan keabadian justru membunuhnya. (Yuan Zhongyi)

Nationalgeographic.co.id—Qin Shi Huang adalah kaisar pertama Tiongkok, orang pertama yang menaklukkan tujuh kerajaan dan memerintah semuanya. Bagi orang banyak, ia tampak sebagai sosok hebat yang tidak tertandingi. Namun ternyata, ada satu hal yang sangat ditakuti oleh sang kaisar. Hanya ada satu ancaman yang kerap menghantuinya. Itu adalah kematian. Pencarian keabadian Kaisar Qin bahkan membuatnya dicap sebagai salah satu pemimpin gila sepanjang sejarah. Tragisnya, alih-alih umur panjang, ramuan keabadian justru membunuh kaisar pertama Tiongkok itu.

Kisah pencarian keabadian Qin Shi Huang terdengar seperti dongeng atau isapan jempol belaka. Selama 10 terakhir hidupnya, kaisar pertama Tiongkok itu mencari ramuan yang akan mencegahnya dari kematian. Ia mengirim setiap sarjana, penyihir, dan orang bijak di kekaisaran untuk menemukan ramuan keabadian.

Pencariannya akan keabadian tidak hanya didorong oleh keinginan akan kekuatan abadi, tetapi juga ketakutannya yang besar akan kematian.

Pada 211 Sebelum Masehi, sebuah meteor jatuh di dekat bagian hilir Sungai Kuning. Di atasnya ada tulisan yang berbunyi; "Kaisar pertama akan mati dan tanahnya akan dibagi." Tentu saja tulisan itu membuat sang kaisar murka.

Qin Shi Huang menuntut untuk mencari tahu siapa yang menulisnya. "Ketika tidak ada yang maju, dia mengeksekusi setiap orang di daerah itu," tulis Mark Oliver di laman Ancient Origins. Kemudian meteor itu sendiri dihancurkan menjadi potongan-potongan sehingga tidak ada yang akan melihat pesan itu lagi.

Xu Fu dan Gunung Keabadian

Setiap pos pemerintah di kekaisaran diperintahkan untuk memusatkan perhatian pada pengembangan ramuan keabadian.

Beberapa tanggapan yang dikirim kembali oleh pejabatnya bahkan bertahan sampai sekarang. Seorang pejabat di Duxiang meminta maaf karena belum memecahkan rahasia keabadian dan berjanji akan melipatgandakan upaya mereka. Yang lain, dari Langya, mengirimi kaisar ramuan dari gunung lokal yang mereka pikir bisa membuat manusia abadi.

Namun, dari setiap tanggapan yang diterima, Qin Shi Huang paling percaya pada jawaban dari penyihirnya Xu Fu dari Pulau Zhifu.

Xu Fu menulis kepada kaisar bahwa ada tempat bernama Pulau Penglai yang tersembunyi di Samudra Pasifik. Di sana, tinggal delapan makhluk abadi yang menyimpan ramuan kehidupan.

Dia akan membutuhkan perahu mewah, Xu Fu menjelaskan, dan 6.000 perawan sebagai upeti untuk makhluk abadi. Kaisar bersedia mengeluarkan biaya tak terbatas jika Xu Fu bisa menjamin kehidupan abadi baginya.

Qin Shi Huang berlayar langsung ke Pulau Zhifu dengan semua yang dibutuhkan Xu Fu. Dia memberikan segala hal yang diminta oleh Xu Fu.