Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis

By Sysilia Tanhati, Selasa, 20 Desember 2022 | 10:00 WIB
Kematian jadi hal yang ditakuti oleh Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok. Tragisnya, alih-alih umur panjang, ramuan keabadian justru membunuhnya. (Yuan Zhongyi)

Sebelum meninggalkan pulau itu, sang kaisar mengukir kenang-kenangan singkat di sebuah batu. "Tiba di Fu dan mengukir batu ini." Lebih dari 2000 tahun kemudian, pesan Qin Shi Huang masih ada sampai hari ini.

Xu Fu tidak akan pernah menemukan ramuan kehidupan atau yang abadi di Pulau Penglai. Kemungkinan besar, dia mungkin bahkan tidak mencoba.

Untuk waktu yang lama, Qin Shi Huang menunggu kabar dari Xu Fu. Kesabarannya habis ketika sekelompok bandit berusaha membunuh sang kaisar. Kejadian itu pun menyadarkannya: Jika Xu Fu tidak kembali tepat waktu, ia akan mati.

Berbagai upaya untuk menemukan ramuan keabadian

Dia mengutus empat orang lainnya dalam misi untuk menemukan tumbuh-tumbuhan untuk ramuan abadi. Hanya satu yang kembali; tiga lainnya hampir pasti melarikan diri karena takut akan hukuman yang menanti. Namun, orang yang kembali tidak memiliki kabar baik untuk dibagikan.

Paranoia mulai muncul. Di istananya, Qin Shi Huang memasang jalan setapak yang ditinggikan dan jalan bertembok. Jalan itu menghubungkan setiap bangunan istana sehingga dia tidak perlu berjalan di luar terbuka. Setiap jendela ditutup dengan tirai dan siapa pun yang menyebutkan lokasi kaisar akan dihukum mati.

Ketika Qin Shi Huang mendengar desas-desus soal Xu Fu yang menjanjikan ramuan kehidupan mempermainkannya, Qin Shi Huang menjadi marah.

460 sarjana diseret keluar dari rumah mereka dan ditarik ke ibu kota. Di sana, sebuah lubang besar telah menunggu. Kaisar menyuruh orang-orang terbijak di kerajaan dilemparkan ke dalam lubang dan dikubur hidup-hidup.

Xu Fu kembali mengelabui sang kaisar

Sembilan tahun telah berlalu dan Xu Fu masih belum menemukan ramuan keabadian.

Xu Fu, sambil berpikir, mengarang alasan. "Ramuan Penglai pasti bisa diperoleh," dia berjanji pada kaisar, "tetapi monster ikan raksasa mengalangi jalan."

Dia membutuhkan lebih banyak pemanah untuk menemaninya melakukan tugasnya.