Sphinx versi Yunani kuno
Meskipun sphinx berasal dari Mesir, saat menyebar ke Yunani dan Asia, sphinx mengalami perubahan makna dan tampilannya. Dari semangat pelindung orang Mesir kuno, sphinx menjadi monster yang berbahaya di kebudayaan lain.
Dalam Mitos Yunani, Sphinx adalah putri Orthus (anjing monster berkepala dua) dan Echidna (setengah wanita, setengah ular) atau bahkan Chimera (makhluk gabungan: singa, kambing, dan ular).
Versi Yunani, sphinx memiliki kesamaan dalam kepribadian dan keburukan dengan Chimera dan Gorgon. Kisah-kisah mereka memiliki kesamaan dengan monster wanita yang menjerit-jerit menghadang pahlawan pria sebelum diperdaya dan dibunuh.
“Oleh karena itu, dalam hal ini, sphinx Yunani cocok dengan kisah monster Yunani lainnya,” Rose juga menambahkan. Sama seperti monster lainnya, sphinx itu jahat, kejam, dan berbahaya.
Dalam catatan penyair seperti Statius, gambaran mengerikan sphinx berfokus pada cakar dan mata jahatnya. Mata jahat juga menjadi aspek penting dari Gorgon Medusa.
Secara fisik, sphinx Yunani tidak sama dengan sphinx Mesir. Di Mesir, sphinx memiliki tubuh singa, hampir selalu kepala manusia dan kebanyakan laki-laki (kecuali mereka mewakili Firaun perempuan, seperti Hatshepsut). Versi Yunani selalu perempuan dan memiliki tubuh kucing bersayap.
Mengapa sphinx Mesir dan Yunani begitu berbeda?
Tampaknya sphinx sebagai konsep berasal dari zaman Mesir kuno. Dalam mitologi Yunani, makhluk itu dikatakan berasal dari Aethiopia, sebuah konsep geografis yang agak kabur yang kira-kira sesuai dengan hulu Sungai Nil dan tanah di selatan Mesir.
Mengapa bisa terjadi perubahan makna dan penampilan yang begitu mencolok?
Salah satu jawaban yang mungkin adalah waktu. Kita cenderung mengelompokkan semua dunia kuno ke dalam satu periode homogen. Tetapi zaman Firaun Khafre secara kronologis jauh dari zaman Herodotus seperti halnya zaman Herodotus dengan zaman modern.