Asal-usul Anjing Peking, Anjing Aristrokat Kesayangan Kaisar Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 30 Januari 2023 | 13:00 WIB
Anjing Peking memiliki sejarah yang panjang. Sejak zaman kekaisaran, anjing aristokrat ini menjadi hewan kesayangan kaisar Tiongkok. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Anjing Peking memiliki sejarah panjang dan termasyhur di Tiongkok. Tidak ada yang tahu persis kapan orang Tiongkok pertama kali membiakkan anjing ras ini. Namun, sahabat setia manusia ini dikaitkan dengan kaisar Tiongkok setidaknya sejak tahun 700-an Masehi. Di zaman kekaisaran, anjing Peking menjadi hewan kesayangan para kaisar Tiongkok.

Legenda anjing Peking

Menurut legenda, dahulu kala seekor singa jatuh cinta pada seekor marmoset. Perbedaan dalam ukuran dan jenis membuat hubungan kedua hewan ini tidak mungkin berhasil.

Jadi singa yang sakit hati meminta Ah Chu, dewa pelindung hewan, untuk membuat dirinya menjadi seukuran marmoset. “Tujuannya agar kedua hewan itu bisa menikah,” tulis Kallie Szczepanski di laman ThoughtCo. Dari persatuan ini, anjing Peking (Fu Lin - Lion Dog) lahir.

Legenda tersebut mencerminkan keberanian dan temperamen galak dari anjing Peking yang mungil. Fakta bahwa ada legenda tentang asal-usul anjing Peking menunjukkan bahwa anjing ras ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Faktanya, studi DNA mengungkapkan bahwa anjing Peking adalah yang paling dekat, secara genetik, dengan serigala. Meskipun secara fisik mereka tidak menyerupai serigala, Peking adalah salah satu ras anjing yang paling sedikit berubah pada tingkat DNA-nya. Ini mendukung gagasan bahwa mereka sebenarnya adalah ras yang sangat kuno.

“Anjing Singa” dari Istana Han

Teori yang lebih realistis tentang asal-usul anjing Peking adalah bahwa mereka dibesarkan di istana kekaisaran Tiongkok. Anjing ini mungkin berada di istana sejak periode Dinasti Han (206 SM - 220 Masehi).

Stanley Coren menganjurkan tahun awal ini dalam The Pawprints of History: Dogs and the Course of Human Events. Ia mengaitkan perkembangan anjing Peking dengan pengenalan Buddha ke Tiongkok.

Singa Asia yang sebenarnya pernah berkeliaran di beberapa bagian Tiongkok ribuan tahun yang lalu. Singa termasuk dalam banyak mitos dan cerita Buddhis karena hewan ini juga hidup di India.

Orang Tiongkok yang belum pernah melihat singa secara langsung, memiliki gayanya sendiri dalam menggambarkan seekor singa. Pada akhirnya, konsep Tiongkok tentang singa lebih menyerupai anjing alih-alih hewan buas yang menakutkan. Mastiff Tibet, Lhasa Apso, dan Peking, semuanya dibiakkan agar menyerupai singa yang mereka bayangkan.

Menurut Coren, kaisar Tiongkok di era Dinasti Han ingin meniru pengalaman sang Buddha dalam menjinakkan singa liar. Saat itu, singa melambangkan nafsu dan agresi. Singa jinak Buddha akan mengikuti di belakangnya seperti anjing yang setia.

Maka, kaisar Han memelihara seekor anjing agar terlihat seperti singa. Coren mengungkapkan, “Kaisar menciptakan spaniel kecil tapi ganas, cikal bakal anjing Peking.” Beberapa punggawa bahkan menunjukkan bahwa anjing itu tampak seperti singa kecil.

Anjing Peking yang sempurna memiliki wajah yang rata, mata besar, kaki pendek dan terkadang tertekuk. Dengan tubuh yang relatif panjang, bulu seperti surai di sekitar leher dan ekor berumbai. Terlepas dari penampilannya yang seperti boneka, anjing Peking mempertahankan kepribadian yang mirip seperti serigala.

Anjing-anjing kecil itu tampaknya mendapatkan posisi terhormat di hati kaisar Tiongkok. Coren menyatakan bahwa Kaisar Lingdi dari Han (memerintah 168 - 189 Masehi) menganugerahkan gelar ilmiah pada anjing singa favoritnya. Ia menjadikan anjing itu anggota bangsawan dan memulai tren selama berabad-abad untuk menghormati anjing kekaisaran dengan pangkat bangsawan.

Anjing kekaisaran di masa Dinasti Tang

Selama Dinasti Tang, ketertarikan pada anjing Peking ini begitu besar. Bahkan Kaisar Ming (715 Masehi) menyebut anjing Peking putih kecilnya sebagai salah satu istrinya. Tentu saja tindakannya itu membuat kesal para pejabat istana.

Di masa Dinasti Tang (618 - 907 Masehi), anjing Peking benar-benar aristokrat. Tidak seorang pun di luar istana kekaisaran diizinkan memiliki atau membiakkan anjing tersebut. Jika seseorang kebetulan berpapasan dengan anjing Peking, maka ia harus membungkuk.

Selama era ini, istana juga mulai membiakkan anjing Peking yang lebih kecil. Yang terkecil, mungkin hanya seberat 2,7 kg. Pemiliknya dapat membawa hewan mungil itu ke mana-mana dengan cara disembunyikan di balik lengan jubah sutranya.

Anjing dari Dinasti Yuan

Ketika Kaisar Mongol Kublai Khan mendirikan Dinasti Yuan di Tiongkok, dia mengadopsi sejumlah praktik budaya Tiongkok. Memelihara anjing Peking adalah salah satunya.

Karya seni dari era Yuan menggambarkan anjing Peking yang cukup realistis dalam bentuk lukisan dan patung. Meski bangsa Mongol dikenal akan kecintaan mereka pada kuda, anjing Peking juga tidak kalah populer saat itu.

Dinasti Ming menunjukkan apresiasi terhadap anjing kekaisaran ini. Ras mungil ini secara sah disebut "anjing Peking" setelah Kaisar Yongle memindahkan ibu kota ke Peking (sekarang Beijing).

Anjing Peking selama Era Qing dan sesudahnya

Ketika Dinasti Manchu atau Qing menggulingkan Ming pada tahun 1644, kepopuleran anjing Peking tidak surut. Konon, Ibu Suri Cixi sangat menyukai anjing Peking. Selama pemulihan hubungan dengan orang barat setelah Pemberontakan Boxer, ia memberikan anjing Peking sebagai hadiah kepada tamu Eropa dan Amerika. Ibu suri sendiri punya satu anjing kesayangan yang diberi nama Shadza, yang artinya "bodoh".

Di masa pemerintahan Ibu Suri Cixi, Kota Terlarang (Forbidden City) memiliki kandang marmer yang dilapisi bantal sutra. Bantal sutra itu digunakan sebagai tempat tidur anjing Peking. Hewan-hewan itu mendapat beras dan daging kualitas tertinggi untuk makanannya. Sekelompok kasim ditugaskan untuk menjaga dan memandikan anjing aristokrat tersebut.

Baca Juga: Mental Terjaga, Fisik Terpelihara, Manfaat Memelihara Anjing yang Patut Diketahui

Baca Juga: Anjing, Sahabat Orang Mesir Kuno yang Diasosiasikan dengan Anubis

Baca Juga: Deretan Makhluk Mitologi Yunani Paling Aneh, Ada Anjing Berkepala Tiga

Baca Juga: Saat Manusia Stres, Anjing dapat Mengetahuinya dari Bau Keringat 

Ketika Dinasti Qing jatuh pada tahun 1911, anjing manja kaisar menjadi sasaran kemarahan nasionalis Tiongkok. Hanya sedikit yang selamat dari Kota Terlarang.

Berkat Cixi, ras ini tetap hidup. Anjing Peking hadiah Cixi kepada orang barat menjadi suvenir dari dunia yang hilang. Anjing Peking menjadi anjing peliharaan dan anjing pertunjukan favorit di Inggris Raya dan Amerika Serikat hingga pertengahan abad ke-20.

Kini, Anda dapat melihat anjing Peking di Tiongkok. Tentu saja, di bawah pemerintahan Komunis, anjing Peking tidak lagi diperuntukkan bagi keluarga kekaisaran saja. “Siapa saja bebas untuk memilikinya,” kata Szczepanski.

Anjing-anjing itu sendiri tampaknya tidak menyadari bahwa mereka tidak lagi memiliki status kekaisaran. Namun, sejak pemerintahan Kaisar Lingdi hingga kini, sifat-sifat anjing Peking seakan tidak pernah berubah.