Baca Juga: Catatan Rahasia Isaac Newton tentang Piramida dan Prediksi Hari Kiamat
Baca Juga: Bukan Alat Ramalan, Kartu Tarot Hanya Kartu Mainan di Zaman Kuno
Namun, bagi anak-anak yang menggunakannya, daya tarik mainan ini jauh dari kepentingan pendidikan. Hal itulah yang membuat banyak guru dan kepsek melarang murid-murid membawa mainan ini ke sekolah.
"Mereka membuat keributan," protes Dabney Shannon, warga Washington berusia 8 tahun yang tak setuju dengan larangan itu. Dabney bersekolah di Meyer Elementary di 11th and Clifton streets NW, sebuah sekolah yang melarang lato-lato.
"Kamu bawa masuk, mereka akan mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah," katanya di luar sekolah sambil mendemonstrasikan teknik yang benar memainkan mainan tersebut
Mainan yang kini mengganggu Preston dan orang-orang seumurannya itu bukanlah benda baru bagi mereka. Mainan itu justru sangat diingat Preston karena pernah menjadi tren juga di AS pada awal tahun 70-an.
"Aku pernah melihatnya sebelumnya," kata Preston. "Siapa yang menabur benih, maka ia yang akan menuai hasilnya."
Dulu sewaktu muda, generasi Preston lah yang memainkan lato-lato hampir tanpa henti sehingga mengganggu orang-orang tua. Kini dialah yang terganggu oleh anak-anak yang memainkan mainan tersebut.