Nationalgeographic.co.id—Kata 'tarot' paling sering dikaitkan dengan ilmu gaib dan ramalan. Ini adalah salah satu bentuk meramal tertua, meskipun asal-usulnya tidak begitu jelas. Sekarang, pembaca tarot kembali karena generasi millennial semakin beralih ke tarot dalam upaya membantu mereka menavigasi melalui tekanan media sosial dan teknologi.
Asal Usul Tarot
Tarot dikenal dengan berbagai nama lain yang mirip, antara lain Tarock, Tarokk, Taroky, Taroc, Tarok, Tarocchi. Asal-usul kata ini tidak diketahui, meskipun satu spekulasi adalah bahwa kata itu berasal dari kata Arab taraha, yang berarti "dia menolak, mengesampingkan".
Hubungan Arab ini terlihat dalam pendapat bahwa kartu tarot pada awalnya digunakan sebagai kartu remi oleh Mamluk (yang paling terkenal sebagai dinasti penguasa Muslim di Mesir selama Abad Pertengahan), kemudian menyebar ke Eropa Barat. Beberapa bahkan mengklaim tarot ditemukan lebih jauh, yaitu di Cina, dan Mamluk mengadopsi kartu-kartu ini dari mereka.
Menurut yang lainnya, tarot dibuat di Italia utara selama abad ke-15 Masehi. Dilaporkan ada permintaan untuk beberapa tumpukan kartu 'kemenangan' dapat ditemukan dalam surat yang dikirim pada tahun 1440 oleh Duke of Milan.
Dari Italia, tarot menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya, termasuk Denmark, Hongaria, Prancis, Jerman, dan Austria, di mana permainan yang melibatkan kartu-kartu ini masih dimainkan sampai sekarang. Saat tarot menyebar ke seluruh Eropa, banyak variasi regional muncul.
Namun demikian, ada beberapa elemen umum yang dapat ditemukan di sebagian besar set tarot. Pertama, seperti set 52 kartu standar yang dikenal kebanyakan orang saat ini. Dua setelan yang paling umum adalah setelan Prancis dan setelan Italia. Yang pertama berisi berlian, hati, sekop dan tongkat, sedangkan yang kedua berisi koin, cangkir, pedang dan tongkat.
Elemen umum berikutnya adalah setelan 21 kartu khusus yang dikenal sebagai truf. Tarot adalah salah satu permainan kartu paling awal di mana konsep kartu truf telah diperkenalkan. Dalam setelan Prancis, gambar pada kartu trufnya sering digambarkan sebagai "adegan sewenang-wenang orang di tempat kerja dan bermain, hewan baik aktual maupun mitologis, dan lanskap lokal regional."
Awal mula penggunaan Tarot sebagai sarana ramalan telah dimulai pada tahun 1781, dan dikaitkan dengan seorang Prancis bernama Antoine Court de Gébelin. Salah satu kepercayaan yang dimiliki Court de Gébelin adalah bahwa gambar pada kartu tarot (khususnya yang ada di setelan Italia) berasal dari Mesir kuno, dan bahwa pengetahuan mistik dikodekan di dalamnya. Sejak itu, gagasan bahwa tarot dapat digunakan untuk ramalan terus dikembangkan selama berabad-abad.
Tidak puas dengan anggapan bahwa kartu tarot awalnya digunakan sebagai kartu remi, spekulasi tak berujung mengenai dugaan asal mistik mereka telah dibuat. Di antara yang lain, kartu tarot dikatakan oleh beberapa orang awalnya adalah "kreasi para alkemis abad ke-13" yang berisi "gambaran alkimia tersembunyi", "teks suci India", "pengetahuan Ibrani", "kiasan para guru Sufi", dan " pengetahuan yang masih hidup dari Ordo Ksatria Templar”.
Kebangkitan Tarot di Zaman Modern
Ada indikasi bahwa Tarot kini sedang mengalami kebangkitan popularitas. The Telegraph melaporkan bahwa kaum muda semakin percaya pada kartu untuk membantu mereka mengatasi masa depan yang tidak pasti. Pembaca Tarot Suzanne Corbie mengatakan bahwa para milenial menjadi khawatir tentang pilihan dengan karir mereka dan ingin memenuhi potensi mereka sehingga mereka mencari cara untuk membimbing mereka bagaimana menuju ke sana.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR