Ekspedisi Sungai Nusantara 2022: Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 31 Desember 2022 | 12:00 WIB
Sampah-sampah yang menumpuk di Sungai Ciliwung. (KG Adventure)

Nationalgeographic.co.id—Di pengujung tahun 2022 ini, tim Ekspedisi Sungai Nusantara mengungkapkan hasil perjalanan dan penelitian mereka. Kali ini, mereka menyoroti banyaknya mikroplastik yang mencemari sungai-sungai besar Indonesia.

Data tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional, menyoroti lima provinsi dengan kontaminasi partikel mikroplastik tertinggi di air sungainya. Kelima provinsi itu adalah Jawa Timur dengan temuan 636 partikel/100 liter, Sumatra Utara dengan 520 partikel/ 100 liter, Sumatra Barat dengan 508 partikel/100 liter, Bangka Belitung 497 partikel/100 liter, dan Sulawesi Tengah 417 partikel/100 liter.

Berikut ini adalah akumulasi data uji mikroplastik di sungai-sungai indonesia yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Ecoton, lembaga swadaya masyarakat yang menyelenggarakan ekspedisi ini.

Tingkat pencemaran mikroplastik dalam air sungai di berbagai provinsi di Indonesia. (Tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022)

Pencemaran air sungai ini sungguh memprihatinkan. Pasalnya, sungai-sungai ini punya peranan vital dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari, antara lain sebagai habitat berbagai macam organisme.

Saat ini, keadaan sungai di Indonesia dinilai masih buruk karena banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air. Hal inilah yang menjadi sumber dari adanya kontaminasi mikroplastik, yaitu partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter.

Kontaminasi mikroplastik di sungai-sungai indonesia tahun 2022 didominasi oleh lima jenis material berikut:

Baca Juga: Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022, Upaya Memuliakan Sungai Legendaris

Baca Juga: Memalukan, Jumlah Sampah Plastik dari Sungai-Sungai Jakarta Terungkap

Baca Juga: Menurunnya Permukaan Air Tanah, Aliran Sungai Jadi Mencemari Air Minum 

1. Fibre (Serat). Sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, penatu, dan juga limbah industri tekstil. Fibre juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena faktor alam, seperti suhu, arus air, dan lain-lain.

2. Film (Filamen). Ini berasal dari degradasi sampah plastik tipis dan lentur, seperti kresek dan kemasan plastik single layer (SL).