Inilah Gilgamesh, Raja Mesopotamia Kuno Mencari Keabadian Hidup

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 5 Januari 2023 | 16:00 WIB
Gilgamesh adalah sosok raja dalam sejarah negara-kota Uruk di Sumeria. Ia juga menjadi tokoh pahlawan dalam mitologi Mesopotamia Kuno dan tokoh utama dalam Epos Gilgamesh. Kisah itu ditulis dalam bahasa Akkadia pada akhir milenium kedua SM. (Sampul Buku 'Gilgamesh' oleh Jeff Barcham)

Gilgamesh mencari keabadian di beberapa tempat. Termasuk pendirian pemilik kedai minum atau  bar di pantai laut, melintasi Mediterania, melalui kunjungan Nuh ke Mesopotamia, hingga Utnapishtim yang memperoleh keabadian setelah selamat dari banjir besar.

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Parfum Kuno Mesopotamia yang Berusia 3.200 Tahun

Baca Juga: Tatkala Mesopotamia Temukan Roda, Teknologi Kuno yang Mengubah Dunia

Baca Juga: Ritus Pengorbanan Bayi yang Memilukan Peradaban Mesopotamia Kuno

Baca Juga: Temuan Kota yang Telah Lama Hilang, Dulu Hanya Diketahui dari Koin

Baca Juga: Kota Kuno Nippur, Salah Satu Kota Suci Dalam Peradaban Mesopotamia 

Setelah banyak petualangan, Gilgamesh tiba di rumah Utnapishtim. Setelah menceritakan peristiwa Air Bah, akhirnya memberitahunya bahwa jika dia bisa tetap terjaga selama enam hari tujuh malam, dia akan memperoleh keabadian. Gilgamesh duduk dan langsung tertidur selama enam hari. Utnapishtim kemudian memberitahunya bahwa dia harus pergi ke dasar laut untuk menemukan tanaman khusus dengan kekuatan penyembuhan. Gilgamesh dapat menemukannya, tetapi tanaman itu dicuri oleh seekor ular yang menggunakannya dan mampu meranggas kulit lamanya dan dilahirkan kembali.

Gilgamesh menangis tersedu-sedu dan kemudian menghentikan misinya dan kembali ke Uruk. Ketika dia akhirnya mati, dia menjadi dewa dunia bawah, raja yang sempurna dan hakim orang mati yang melihat dan mengetahui segalanya.

Gilgames dalam Kebudayaan Modern

Epik Gilgamesh bukan satu-satunya epik Mesopotamia tentang raja setengah manusia setengah dewa. Fragmen epos telah ditemukan mengenai beberapa raja termasuk Sargon dari Agade yang memerintah tahun 2334 hingga 2279 SM, Nebukadnezar I dari Babilonia (1125–1104 SM), dan Nabopolasar dari Babilonia (626–605 SM). Namun, puisi Gilgamesh adalah puisi naratif paling awal yang tercatat. Plot poin, aspek kepahlawanan, dan bahkan seluruh cerita dianggap telah menjadi inspirasi untuk Perjanjian Lama dari Alkitab, Iliad dan Odyssey, karya Hesiod, dan malam Arab.

Epik Gilgames bukanlah dokumen keagamaan; itu adalah kisah tentang pahlawan sejarah yang samar-samar yang mengganggu dan dijaga oleh beberapa dewa dan dewi, sebuah kisah yang berkembang dan disulam selama keberadaannya selama 2.000 tahun.