Akibat tak mau berbagi mirasnya, Tentara Rumania berteriak, "Turcii! Turcii!" untuk menakut-nakuti prajurit berkuda dan mengambil alih minuman mereka. Sementara itu, seorang tentara Rumania yang malah terkejut, menembakkan senjatanya.
Saat tengah malam, dalam kondisi mabuk, pasukan kavaleri yang mendengar suara tembakan, mengira tentara Rumania di depan mereka adalah tentara Ottoman yang menyamar sebagai bagian dari tentara Austria.
Tiba-tiba kepanikan menguasai para prajurit berkuda dan mereka semua berlari menuju jembatan untuk menyeberangi sungai. Mencoba menenangkan para prajurit, para perwira Austria berteriak, "Berhenti! Berhenti!."
Baca Juga: Negara Terkuat, Bagaimana Para Sultan Membangun Kekaisaran Utsmaniyah?
Baca Juga: Bahasa Persia Menghubungkan Negeri Safawi, Mughal, hingga Ottoman
Baca Juga: Lelakon Ambisi Ottoman Turki dalam Pengepungan Konstantinopel
Baca Juga: Tradisi Ottoman dalam Merayakan Akhir Ramadan dan Momen Lebaran
Sayangnya, sebagian besar tentara berkuda (orang Italia, Kroasia dan Serbia) tidak tahu sepatah kata pun dalam bahasa Jerman. Mereka mengira para perwira itu berteriak, "Allah! Allah!”, yang biasa diteriakkan tentara Turki, menyebabkan sejumlah kekacauan.
Seorang komandan, yang melihat kekacauan dari jauh, mengira bahwa orang Turki benar-benar datang dan memerintahkan untuk menembakkan meriam.
Tentara berkuda yang berhamburan karena panik, mulai berteriak "Orang Turki! Orang Turki! Lindungi dirimu!" Tragedi tembak-menembak begitu mencekam tak terelakkan di antara tentara Austria.
Tentara Ottoman datang ke lokasi pertempuran dua hari kemudian. Betapa terkejutnya para tentara Turki Ottoman.
Mereka menemukan 10.000 tentara Austria tergeletak tak bernyawa di depan mereka. Dengan demikian, Pertempuran Karansebes tercatat dalam sejarah Utsmaniyah sebagai kemenangan termudah mereka.