Nationalgeographic.co.id—Hubungan menarik dari abad pertengahan adalah masa lalu bersama antara kekaisaran Ottoman, Safawi, dan Mughal yang membentang dari Himalaya ke Samudra Hindia hingga Laut Mediterania.
"Tiga kerajaan ini meninggalkan warisan abadi pada lanskap politik, agama, budaya, dan komersial di Timur Dekat dan India," tulis Salma Ahmed Farooqui kepada The Siasat Daily dalam artikel berjudul "Persian language connected Safavid, Ottoman and Mughal worlds" terbit pada 12 Mei 2020.
"Kerajaan Islam besar Ottoman (Utsmaniyah), Safawi, dan Mughal memiliki tingkat kesinambungan budaya dan kelembagaan yang luar biasa," terusnya. Persia menjadi bahasa istana, dan bahasa Arab berfungsi sebagai bahasa keilmuan Islam.
Di masa kejayaannya, Mughal India atau Kekaisaran Ottoman menarik begitu banyak sarjana dan sastrawan Persia, yang secara nyata menciptakan saluran intelektual di Persia Safawi.
Islam juga menjadi faktor penting dalam memberikan rasa berbagi literatur dan keilmuan, berbagi praktik kebaktian dan berbagi masa lalu sekaligus sebagai identitas kesejarahan.
Informasi dan pengetahuan dalam sistem politik pra-kolonial dan kolonial yang besar, meskipun tidak eksklusif, diawaki oleh ahli-ahli Taurat, penulis, dan negarawan yang memiliki pemahaman bahasa utama kekuasaan pada masa itu, yaitu Persia.
Lebih jauh, tradisi Sufi dan budaya sastra Persia yang mencakup segalanya yang menekankan pada akomodasi dan kompromi kini menjadi semakin sentral dalam pembangunan negara.
Namun, yang lebih penting adalah kenyataan bahwa selain peningkatan besar dalam skala koordinasi dan akomodasi ini, banyak elit asli Ottoman dan Mughal mulai mengidentifikasi diri mereka, tidak hanya dengan sistem negara tetapi juga dengan budaya Persia yang baru.
Persia Klasik dalam bentuk teks puisi dan risalah sejarah, menemukan pembacanya di antara pejabat Ottoman dan Mughal serta fungsionaris dan perantara lainnya. Bahasa dan budaya Persia menjadi penghubung utama antara Persia Safawi, Turki Utsmani, dan India Mughal.
Baca Juga: Konstantinopel Berubah Jadi Istanbul Bukan Saat Direbut Sultan Ottoman
Baca Juga: Awal Konflik Besar Yunani-Persia: Pertempuran Maraton yang Legendaris
Baca Juga: Kala Kekaisaran Mughal dari India Menguasai Ekonomi Dunia Abad 17
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR