Baca Juga: Dunia Hewan: Katak Ini Membeku di Musim Dingin, Taktik Bertahan Hidup
Baca Juga: Kodok di Seluruh Dunia Mendekati Kepunahan, Terutama di Asia Tenggara
Baca Juga: Dunia Hewan: Petunjuk Baru Melindungi Katak dari Jamur yang Mematikan
Ini sering kali sulit, karena DNA terdegradasi dari waktu ke waktu dan karena berbagai bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan spesimen hewan.
Akan tetapi dengan menggunakan pendekatan yang disebut 'memancing barcode DNA', para peneliti bisa mendapatkan urutan DNA yang bisa digunakan dari sebagian besar materi museum yang relevan.
"Museomik memberikan identifikasi definitif dari spesimen yang terkadang tampak sangat ambigu," kata Profesor Miguel Vences, seorang peneliti di Technische Universität Braunschweig.
“Ini memberi kami tingkat kepercayaan pada deskripsi spesies kami yang sebelumnya tidak mungkin berdasarkan morfologi saja.”
Menurutnya, masih ada beberapa garis keturunan Brygoomantis yang mungkin merupakan spesies terpisah, tetapi kami tidak memiliki cukup data atau bahan untuk itu.
"Bahkan untuk spesies yang kita beri nama, kita hampir tidak tahu apa-apa tentang biologi atau ekologi mereka,” kata Andolalao Rakotoarison, ketua bersama Kelompok Spesialis Amfibi untuk Madagaskar.
"Kami membutuhkan lebih banyak penelitian lapangan tentang katak ini, dan lebih banyak spesimen dalam koleksi museum, untuk benar-benar mendapatkan pemahaman yang baik tentang mereka."