Nationalgeographic.co.id—Katak kaca atau yang dikenal dengan glassfrog telah sejak lama menarik perhatian, namun tidak cukup dipelajari. Hal yang paling menarik adalah, bagaimana katak ini bisa menjadikan tubuh dan ototnya transparan sementara ia memiliki darah yang berwarna merah?
Para ilmuwan di American Museum of Natural History dan Duke University mencoba mengungkapkan rahasia katak kaca. Penelitian mereka menunjukkan bahwa katak kaca dapat menjadi transparan dengan menyembunyikan sel darah merah dari pandangan.
Glassfrogs, yang hidup di daerah tropis Amerika, adalah amfibi nokturnal yang menghabiskan hari-hari mereka dengan tidur terbalik di atas daun transparan yang cocok dengan warna punggung mereka, taktik kamuflase yang umum.
Perut mereka, bagaimanapun, menunjukkan sesuatu yang mengejutkan: kulit dan otot tembus pandang yang memungkinkan tulang dan organ mereka terlihat, memberi nama umum pada katak kaca.
Penelitian terbaru telah mengusulkan bahwa adaptasi ini menutupi garis besar katak pada tempat bertengger mereka, membuat mereka lebih sulit untuk dikenali oleh predator.
Transparansi adalah bentuk kamuflase yang umum di antara hewan yang hidup di air, tetapi jarang di darat. Pada vertebrata, sulit mencapai transparansi karena sistem peredaran darahnya penuh dengan sel darah merah yang berinteraksi dengan cahaya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ikan es dan belut larva mencapai transparansi dengan tidak memproduksi hemoglobin dan sel darah merah. Tapi katak kaca menggunakan strategi alternatif untuk menyembunyikan sel darah merah dengan mengamuflase darah mereka.
"Glassfrogs mengatasi tantangan ini dengan menyembunyikan sel darah merah dari pandangan," kata Carlos Taboada, penulis utama studi dari Duke University.
"Mereka hampir menghentikan sistem pernapasan mereka di siang hari, bahkan pada suhu tinggi."
Di Duke, para peneliti menggunakan teknik yang disebut pencitraan fotoakustik, yang menggunakan cahaya untuk menginduksi perambatan gelombang suara dari sel darah merah.
Hal ini memungkinkan peneliti untuk memetakan lokasi sel dalam katak tidur tanpa pengekangan, agen kontras, pengorbanan, atau manipulasi bedah (sangat penting untuk penelitian ini karena transparansi glassfrog terganggu oleh aktivitas, stres, anestesi, dan kematian).
Source | : | Science,Duke University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR