Nenek Moyang Manusia Diyakini Berbulu, Mengapa Sekarang Tidak Sama?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 8 Januari 2023 | 15:00 WIB
Nenek moyang manusia diyakini beberapa ilmuwan memiliki banyak bulu. (Everett Collection)

Nationalgeographic.co.id - Beberapa ilmuwan meyakini bahwa manusia merupakan evolusi dari nenek moyang yang berbulu, tetapi sekarang manusia hanya ditutupi sedikit rambut yang bahkan tidak merata. Pertanyaan ini telah sejak lama menarik perhatian ilmuwan yang meyakininya untuk mencari jawabannya.

Pada kenyataannya, manusia, paus, gajah, dan tikus mondok tidak berbulu. Semuanya memiliki sifat yang agak langka untuk mamalia, tubuh mereka ditutupi dengan sedikit atau tanpa rambut.

Nenek moyang yang sama dari masing-masing spesies ini diyakini mereka jauh lebih berbulu yang berarti bahwa kebotakan berevolusi berkali-kali secara mandiri.

Untuk menjawab bias tersebut, mereka mengidentifikasi wilayah genomik yang tampaknya telah berevolusi pada tingkat evolusi yang lebih cepat atau lebih lambat di sepanjang garis keturunan tak berambut.

Para peneliti dari University of Pittsburgh dan University of Utah memindai genom beberapa spesies mamalia. Mereka mengidentifikasi sejumlah gen penyandi protein serta daerah bukan penyandi yang mungkin menjelaskan bagaimana mamalia berevolusi menjadi tidak berbulu.

Rambut adalah karakteristik mamalia yang menentukan dengan berbagai fungsi, mulai dari persepsi sensorik hingga retensi panas hingga perlindungan kulit.

Meskipun nenek moyang mamalia diyakini memiliki rambut, dan pada kenyataannya perkembangan rambut merupakan kunci inovasi evolusioner sepanjang garis keturunan mamalia, banyak mamalia kemudian kehilangan sebagian besar rambutnya.

Banyak mamalia laut, termasuk paus, lumba-lumba, pesut, manatee, dugong, dan walrus, memiliki penutup rambut yang jarang yang mungkin terkait dengan adaptasi hidrodinamik untuk memungkinkan spesies tersebut berkembang di lingkungan laut.

Ilustrasi evolusi manusia berjalan di atas dua kaki. (Smithsonian Magazine)

Mamalia terestrial besar seperti gajah, badak, dan kuda nil juga memiliki sedikit rambut, yang memungkinkan pelepasan panas dikurangi oleh ukuran spesies yang besar.

Khususnya, manusia juga relatif tidak berbulu, suatu karakteristik yang, meskipun mencolok, telah lama menjadi sangat misterius menurut mereka.

“Kami telah mengambil pendekatan kreatif dengan menggunakan keanekaragaman hayati untuk mempelajari genetika kami sendiri,” kata penulis senior Nathan Clark, seorang ahli genetika manusia di University of Pittsburgh.