Partikel Halus Terkait dengan Serangan Asma pada Anak-anak Perkotaan

By Ricky Jenihansen, Selasa, 10 Januari 2023 | 09:00 WIB
Polusi udara menjadi faktor risiko serangan asma anak-anak perkotaan. (Agrobacter)

Para peneliti mengikuti anak-anak secara prospektif hingga dua penyakit pernapasan atau kira-kira enam bulan, mana yang lebih dulu. Setiap penyakit diklasifikasikan sebagai virus atau non-virus dan melibatkan serangan asma atau tidak.

Baca Juga: Studi Baru: Hubungan Seksual Bisa Menjadi Pemicu Serangan Asma

 Baca Juga: Rutin Mengonsumi Ikan Terbukti Efektif Melawan Asma, Benarkah?

 Baca Juga: Studi Baru: Kaitan Polusi Udara Dengan Gejala Depresi Pada Remaja

 Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Polusi Perkotaan Memproduksi Ozon Beracun

Para peneliti mencocokkan setiap penyakit dengan nilai indeks kualitas udara dan tingkat polutan udara individu yang dicatat oleh Badan Perlindungan Lingkungan di kota terkait pada tanggal sekitar penyakit tersebut.

Para peneliti selanjutnya menyesuaikan data mereka dengan kota dan musim untuk mengurangi dampak variabel-variabel ini pada temuan.

Para ilmuwan menemukan bahwa serangan asma memiliki penyebab non-virus pada hampir 30% anak-anak, dua hingga tiga kali proporsi yang terlihat pada anak-anak non-perkotaan.

Serangan-serangan ini dikaitkan dengan tingkat partikel halus dan ozon yang meningkat secara lokal di udara luar. Para peneliti mengaitkan perubahan dalam ekspresi gen tertentu yang berperan dalam peradangan saluran napas dengan peningkatan kadar kedua polutan tersebut.

Mereka menganalisis sampel sel hidung yang diperoleh dari anak-anak selama penyakit pernapasan. Beberapa pola ekspresi gen yang teridentifikasi menunjukkan bahwa jalur biologis yang unik mungkin terlibat dalam serangan asma non virus.

Mengingat temuan studi, penting untuk mengembangkan dan menguji strategi yang berbeda untuk melihat apakah mereka mencegah atau mengurangi serangan asma terkait polusi pada anak-anak perkotaan.