Kisah Saqqara, Kota Kematian Mesir Kuno yang Sempat Terlupakan

By Sysilia Tanhati, Rabu, 11 Januari 2023 | 17:00 WIB
Bukan sekadar kuburan belaka, Saqqara memiliki sejarah panjang sejak awal dinasti Mesir. Sayangnya, situs penting ini tidak seterkenal Lembah Para Raja. (Charles J. Sharp)

Saqqara mengalami periode penurunan selama Kerajaan Pertengahan. Sejak saat itu, Memphis bukan lagi ibu kota Mesir kuno. Maka, para firaun cenderung membangun makam mereka di tempat lain.

Selama periode ini, hanya Piramida Raja Khendjer (Dinasti Ketiga Belas) dan piramida raja tak dikenal yang dibangun. Piramida Khendjer awalnya berdiri pada ketinggian 37 meter yang relatif sederhana, sayangnya, sekarang sudah hancur total. Itu diyakini sebagai satu-satunya piramida yang diselesaikan selama dinasti ke-13 Kerajaan Baru

“Saqqara menjadi saksi bisu kebangkitan selama Kerajaan Baru,” ujar Mitchell. Setelah periode Amaran, Memphis menjadi ibu kota dan merupakan pusat militer dan administrasi yang penting. Sejak Dinasti Kedelapan Belas dan seterusnya, pekuburan Saqqara adalah rumah bagi banyak makam pejabat tinggi.

Sebagian piramida di Saqqara mungkin tampak menarik jika dilihat dari luar. Namun, beberapa piramida memiliki dekorasi mewah di dalamnya. Piramida di Saqqara menampilkan contoh teks piramida paling awal yang diketahui. (Gerd Eichmann)

Sebelum Horemheb menjadi firaun dan masih menjadi jenderal berpangkat tinggi, dia membangun sebuah makam besar di Saqqara. Tapi setelah menjadi raja, ia dimakamkan di Lembah Para Raja.

Selain Horemheb, makam penting lainnya dibangun selama periode ini, termasuk wazir Aperel, wazir Nerronpetm, seniman Thutmose, dan pengasuh kerajaan Tutankhamun, Maia.

Baca Juga: Ada Lebih dari Satu Cleopatra di Mesir Kuno, Siapa Saja Mereka?

Baca Juga: Anjing, Sahabat Orang Mesir Kuno yang Diasosiasikan dengan Anubis

Baca Juga: Penemuan Dua Potret Wajah Mumi Mesir Kuno di Kota Cinta Persaudaraan

Di masa ini, monumen Saqqara yang lebih tua masih berdiri tetapi sudah agak rusak. Putra firaun Rameses II, Pangeran Khaemweset, melakukan perbaikan pada banyak monumen yang lebih tua. Dia memperbaiki Piramida Unas dan menambahkan prasasti di sisi selatannya yang menyoroti upaya pemulihannya.

Pasca-Kerajaan Baru

Pada periode setelah Kerajaan Baru, ibu kota Mesir berpindah-pindah di antara beberapa kota yang berbeda. Tetapi Saqqara tetap menjadi tempat permakaman bangsawan yang penting. Tidak hanya pekuburan, Saqqara juga menjadi pusat keagamaan dan situs ziarah penting bagi mereka yang ingin mengunjungi pusat pemujaan. Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi Saqqara sebagai situs permakaman pun berubah menjasi situs keagamaan.

Mungkin agak sulit untuk memahami betapa mengesankannya sebuah situs Saqqara. Namun dengan sejarah panjang yang membentang, nilai historisnya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Bahkan hingga abad ke-21, ahli Mesir Kuno masih membuat penemuan penting di situs tersebut. Alih-alih menjadi kuburan belaka, situs tersebut telah ditemukan sebagai pusat ekonomi dan spiritual.