Di Beijing, Yongle membangun “Kota Terlarang”, istana kekaisaran Tiongkok di Beijing.
Ia menggabungkan reformasi militer, ekonomi, dan pendidikan dalam gaya pemerintahannya yang diktator. Yongle melakukan banyak tindakan kejam yang didokumentasikan dengan baik.
Pada tahun 1421, tak lama setelah Yongle membuka Kota Terlarang pada Hari Tahun Baru, ada desas-desus bahwa salah satu selir favorit kaisar bunuh diri. Ia diduga berselingkuh dengan seorang kasim istana karena impotensi kaisar.

Merasa dipermalukan, kaisar mulai membungkam semua yang mengetahui situasi serta semua orang yang terlibat. Oa memberi tahu seluruh istana bahwa selir yang dimaksud telah diracuni.
Masih belum cukup, Yongle kemudian mengumpulkan 2.800 wanita dari harem dan mengeksekusi mereka semua dengan cara diiris. Dalam eksekusi massal ini, gadis-gadis berusia 12 tahun dihukum mati.
Pembantaian massal yang mengerikan ini tidak disebutkan dalam catatan resmi. Namun ada catatan tertulis dari salah satu selirnya, Lady Cui, yang sedang berada jauh dari istana pada saat itu. Lady Cui serta 15 selir kaisar yang tersisa digantung dengan tali sutra putih di aula Kota Terlarang. Ini dilakukan pada hari pemakaman Yongle.
Obsesi nyeleneh para kaisar Ming
Penguasa Ming kesepuluh, Zhengde, yang naik takhta pada tahun 1505, merasa bosan dengan selir. Ia justru terobsesi dengan kehidupan rakyat biasa.
Zhengde menyelinap keluar di malam hari, menyamar, dan sering mengunjungi rumah bordil lokal. Kegemarannya mengunjungi rumah bordil ternyata tidak menghentikannya untuk mengumpulkan begitu banyak selir. Konon karena terlalu banyak, sejumlah besar selir mati kelaparan karena tidak ada cukup makanan dan ruangan untuk selir.
Penggantinya, Jiajing, terobsesi untuk menemukan ramuan untuk memberinya kehidupan abadi. "Ia percaya bahwa bahan utama ramuan ini adalah darah menstruasi para perawan," tambah Parkes.
Selama masa pemerintahannya, dia memerintahkan agar ribuan gadis dikumpulkan dan dibawa ke Kota Terlarang untuk "dipanen". Untuk memastikan bahwa tubuh mereka murni, diet mereka dibatasi pada murbei dan embun.