Kehidupan Tragis Selir Dinasti Ming: Dilecehkan, Disiksa, dan Dibunuh

By Sysilia Tanhati, Kamis, 12 Januari 2023 | 09:00 WIB
Meski dipuji karena stabilitas dan inovasinya, Dinasti Ming memiliki sisi gelap yang mengerikan. Kekejaman kaisar Ming tidak mengenal batas dan secara khusus ditargetkan pada selir kekaisaran. Kehidupan para selir Dinasti Ming tidak jauh dari pelecehan, penyiksaan, dan pembunuhan.
Meski dipuji karena stabilitas dan inovasinya, Dinasti Ming memiliki sisi gelap yang mengerikan. Kekejaman kaisar Ming tidak mengenal batas dan secara khusus ditargetkan pada selir kekaisaran. Kehidupan para selir Dinasti Ming tidak jauh dari pelecehan, penyiksaan, dan pembunuhan. (Qiu Ying)

Alhasil, banyak yang meninggal karena kelaparan akibat pola makan yang kejam ini. Tetapi pada tahun 1542, sekelompok 16 selir melawan. Upaya mereka untuk menjatuhkan Kaisar yang kejam dikenal sebagai Plot Renyin.

Para selir mengambil tindakan ketika kaisar sedang berada di kamar selir favoritnya, Permaisuri Duan (dikenal juga sebagai Lady Cao).

Setelah selir mundur dengan pengiringnya, kaisar ditinggalkan sendirian. Para selir yang murka itu pun mengambil kesempatan untuk menyerang. Sebagian menahan kaisar sementara seorang selir mencoba mencekiknya dengan pita rambut.

Cara tersebut tidak berhasil. Mereka pun mengikatkan tali tirai sutra di leher kaisar. Sayangnya, mereka membuat simpul yang salah sehingga usaha pembunuhan itu pun gagal. Salah satu konspirator panik dan melaporkan upaya pembunuhan itu kepada Permaisuri Fang.

Karena kaisar tidak sadarkan diri sampai sore berikutnya, Permaisuri mengambil tindakan sendiri. Alih-alih berhasil membunuh kaisar, para selir dieksekusi dengan 'pemotongan lambat', yang juga dikenal sebagai 'kematian dengan seribu luka'. Keluarga mereka pun turut dieksekusi.

Salah satu kaisar Dinasti Ming yang baik

Di antara kaisar yang kejam dan penuh obsesi, ada satu kaisar Ming yang membatasi perselingkuhannya. Pejabat istana bahkan tidak pernah mendokumentasikan kekejamannya karena memang tidak ada yang bisa dicatat.

Hongzi, kaisar Ming kesembilan dan ayah dari Zhengde, menyaksikan jenis kehidupan yang datang dari banyak pernikahan, ribuan selir, dan kekejaman.

Ayahnya, Kaisar Chenghua, terobsesi dengan pornografi dan mengabaikan tahtanya. Ini membuat para kasim memiliki kekuasaan yang sangat besar.

Ibu Hongzhi, seorang permaisuri bernama Lady Ji, dibunuh di tangan selir kesayangan tanpa anak, Lady Wan. Lady Wan iri karena Chenghua dinobatkan sebagai pewaris Hongzhi.

Sebelumnya Lady Wan telah membunuh sebanyak mungkin anak Kaisar yang bisa dia temukan. Ia sering kali juga membunuh ibu-ibunya dalam upaya mendapatkan bantuan untuk putranya yang tidak akan pernah lahir.

Chenghua telah menjadi saksi semua kerusakan yang terjadi karena memiliki terlalu banyak selir. Juga karena kaisar memberi mereka kekuasaan dan keunggulan di dalam istana. Tidak seperti kaisar pendahulunya, Chenghua hanya memiliki dua permaisuri. Tidak ada dokumentasi yang menunjukkan bahwa dia kejam, menyiksa, atau jahat seperti Kaisar Ming lainnya.

Meski hidup di istana dan dilimpahi kemewahan, nasib para selir Dinasti Ming bisa dikatakan tragis. Kekejaman kaisar membuat mereka kerap dilecehkan, disiksa, dan tewas mengenaskan.