Sejak Abad ke-14 Masyarakat Eropa Sakit Teruk karena Pagebluk

By Galih Pranata, Minggu, 15 Januari 2023 | 13:00 WIB
Pagebluk melemahkan Athena dan mengakhiri masa keemasannya. Pagebluk mematikan ini juga membuat Eropa sakit teruk. (Peter van Halen/Wellcome Collection gallery)

Nationalgeographic.co.id—Pertengahan abad ke-14, kehidupan di bumi dipenuhi serangkaian panjang wabah pandemi yang menghantui Eropa, Timur, hingga ke Afrika Utara selama hampir lima abad. 

Pagebluk itu diperkirakan pertama muncul pada tahun 1330 di Asia Tengah. Setelahnya, secara pesat wabah itu menyebar luas hingga India dan Cina Timur, kemudian menuju ke barat melalui Timur Tengah sampai Afrika Utara.

Tercatat pada tahun 1334, bangsa Mongol mengepung Caffa di Krimea, milik orang Genoa, dan pertempuran pecah karena kesalahpahaman perdagangan. Selama pengepungan itu, bangsa Mongol mulai mati karena terpapar wabah.

Alhasil, penguasa mereka membuat keputusan untuk melontarkan mayat melewati tembok ke dalam benteng. 

Ketika pengepungan itu diakhiri, epidemi telah terlanjur merebak di kota. Belakangan, sebuah galeri di Genoa membawa wabah ke Italia (1347), di mana wabah itu menyebar hingga hampir ke seluruh Eropa.

Selama beberapa dekade, di Barat, panen yang buruk telah diperoleh, menyebabkan kelaparan dalam jangka waktu yang cukup lama. Wabah Besar (Bulu Hitam atau Bubonic Plume) menjangkiti populasi Eropa yang hidup dengan kondisi lemah dan menyedihkan.

"Pada gilirannya, Italia, Prancis, Spanyol, Portugal, Inggris, Jerman, Polandia, dan Rusia menghadapi pagebluk dahsyat," tulis Andrei Tapalaga kepada History of Yesterday dalam artikel berjudul "How the Plague Changed the Course of History" terbitan 13 Desember 2022.

Sejarawan abad pertengahan, Froissart memperkirakan bahwa sepertiga dari populasi Eropa, dinyatakan kehilangan nyawa selama gelombang pertama pandemi, yang berakhir pada tahun 1351.

Baca Juga: Penyebab Kematian Umum Orang Romawi Kuno, Samakah dengan Zaman Modern?

Baca Juga: Perjuangan Rakyat Cirebon Keluar dari Wabah Tifus Abad ke-20

Baca Juga: Analisis DNA Berabad-abad Korban dan Penyintas Pandemi Wabah Hitam

Sampai abad ke-18, di Eropa Barat dan Eropa Timur, wabah terjadi secara berkala, dengan hampir setiap dekade terjadi wabah epidemi. Jadi, di Prancis, ada 24 kejadian utama antara tahun 1437–1536 dan 12 ledakan lainnya, antara tahun 1536 dan 1670.

"Beberapa epidemi menutupi seluruh Eropa, seperti halnya wabah Cacar yang menjangkiti pada periode 1576–1585 dan 1628–1631. Yang terakhir terjadi di Marseille pada tahun 1720," tambahnya.

Wabah Black Death. Pagebluk ini memakan banyak korban jiwa di Inggris. Tenaga rohaniawan dari gereja sekitar Cambridge mengubur korban secara hati-hati. (HISTORY)

Penghormatan terbesar diberikan oleh kota-kota Florence di mana 50% dari 110.000 penduduknya meninggal. Hamburg, yang kehilangan 66% penduduknya antara tahun 1343 dan 1357, dan Paris, kehilangan 40.000 orang pada tahun 1450.

Terakhir, epidemi terbaru di Marseille membuat 50.000 korban dari 100.000 penduduknya. Inggris juga tidak bebas dari penyakit mematikan itu.

Pada tahun 1665, wabah yang mengerikan terjadi, terhitung seperenam dari populasi kerajaan, yang 68.000 di antaranya hanya di London. Kota ini "diselamatkan" oleh kebakaran dahsyat yang terjadi pada tahun 1666.

Berkat kebakaran dahsyat inilah yang menyebabkan hilangnya hewan pengerat seperti tikus yang merupakan penyebab utama dan permasalahan pokok dari tersebarnya epidemi yang menjangkiti Eropa.