Nationalgeographic.co.id—Kehidupan gundik tidak selalu manis dan menyenangkan. Misalnya, gundik-gundik kaisar Tiongkok di era Dinasti Ming. Kaisar di masa itu terkenal akan kekejamannya pada gundik atau selir istana. Mereka dilecehkan, disiksa, bahkan tidak jarang ada yang dibunuh dengan kejam. Sebagian gundik tidak berdaya dan menerima nasibnya. Namun ada juga yang tidak tahan akan perlakuan sadis kaisar dan mengambil tindakan. Pemberontakan gundik Dinasti Ming yang terkenal adalah Konspirasi Renyin. Ini adalah upaya para gundik untuk melenyapkan Kaisar Jiajing yang gila dan sadis.
Ambisi Kaisar Jiajing
Sepanjang sejarah Tiongkok, pembunuhan atau percobaan pembunuhan kaisar bukanlah hal baru. “Namun bisa dikatakan bahwa kasus Kaisar Jiajing mungkin salah satu yang paling tidak biasa,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Pada tahun 1521, Zhu Houcong menggantikan sepupunya, Kaisar Zhegde, sebagai kaisar ke-12 Dinasti Ming. Zhu Houcong mengadopsi nama agung Jiajing, yang berarti ‘ketenangan yang mengagumkan’. Namun bertolak belakang dengan arti di balik namanya, Jiajing jauh dari ketenangan.
Di awal pemerintahannya, Kaisar Jiajing dikatakan tampak seperti seorang penguasa yang serius dan ambisius. Ia memiliki tekad yang kuat. Misalnya, dalam konfliknya dengan pejabat dalam upayanya untuk memberikan kepada ritual dan gelar yang sesuai untuk garis keturunan kekaisaran pada orangtuanya. Meski, keduanya tidak pernah naik tahta Kekaisaran Tiongkok.
Peristiwa ini, selain membuatnya tampak sebagai anak yang berbakti, juga mengungkapkan sisi gelap sang kaisar.
Ketika ia berhasil mengembalikan status kekaisaran keluarganya pada tahun 1524, ratusan pejabat istana memprotes keputusannya. Jiajing menjebloskan pengunjuk rasa ke penjara, di mana banyak yang dikatakan telah dipukuli sampai mati. Yang lainnya diberhentikan dari jabatannya.
Itu baru permulaan dari perlakuan kejamnya pada penghuni istana. Masih ada beberapa tindakan lagi yang menyebabkan Jiajing dikenang sebagai kaisar yang brutal.
Jiajing juga mencoba-coba Taoisme, khususnya alkimia. Pasalnya, ia ingin mendapatkan ramuan keabadian yang legendaris. Konon, upayanya untuk mendapatkan ramuan kehidupan abadilah yang memicu Konspirasi Renyin atau pemberontakan para gundiknya.
Konspirasi Renyin, ketika para gundik yang tertindas membalas dendam
Konspirasi Renyin terjadi pada tahun 1542 dan melibatkan 16 wanita istana yang mencoba menghabiskan nyawa Jiajing.
“Menurut beberapa sumber, pencarian kaisar untuk keabadian melibatkan pengumpulan darah menstruasi perawan perempuan,” kata Mingren. Ia menggunakannya untuk membuat zat yang disebut ‘timbal merah’, yang akan dikonsumsi agar bisa hidup selamanya.