Manusia Dianggap Berasal dari Monyet, Mengapa Tidak Semua Berevolusi?

By Ricky Jenihansen, Selasa, 17 Januari 2023 | 14:00 WIB
Karikatur evolusi manusia oleh seniman. Manusia dianggap berevolusi dari nenek moyang yang sama dengan kera. (Imgur)

Nationalgeographic.co.id—STeori evolusi yang kontroversial telah membuat sebagian ilmuwan menganggap bahwa nenek moyang manusia adalah kera yang berevolusi. Tapi di saat manusia bermigrasi ke seluruh dunia, bertani dan memiliki teknologi, tetapi simpanse dan monyet lainnya masih berada di pohon, berburu dan makan buah-buahan.

Padahal, jika anggapan manusia berkerabat dekat dengan primata lainnya seperti simpanse, banobo, orang utan atau gorila, bukankah seharusnya mereka bisa menjadi seperti manusia? Lantas mengapa tidak semua primata berevolusi menjadi manusia?

Simpanse modern sejatinya telah ada lebih lama dari manusia modern, kurang dari 1 juta tahun dibandingkan dengan 300.000 untuk Homo sapiens, menurut perkiraan terbaru). Tapi kita telah berada di jalur evolusi yang terpisah selama 6 juta atau 7 juta tahun.

Jika kita menganggap simpanse sebagai sepupu kita,  yang terakhir adalah seperti nenek moyang yang hanya memiliki dua keturunan yang masih hidup.

"Alasan primata lain tidak berevolusi menjadi manusia adalah karena mereka baik-baik saja," kata Briana Pobiner, ahli paleoantropologi di Smithsonian Institute di Washington, D.C., kepada Live Science.

Semua primata yang hidup hari ini, termasuk gorila gunung di Uganda, monyet howler di Amerika, dan lemur di Madagaskar, telah membuktikan bahwa mereka dapat berkembang biak di habitat aslinya.

"Evolusi bukanlah perkembangan," kata Lynne Isbell, seorang profesor antropologi di University of California, Davis.

"Ini tentang seberapa cocok organisme dengan lingkungan mereka saat ini."

Di mata para ilmuwan yang mempelajari evolusi, manusia tidak "lebih berevolusi" dari primata lainnya, dan kita tentu saja belum memenangkan apa yang disebut permainan evolusi.

Sementara kemampuan beradaptasi yang ekstrem memungkinkan manusia memanipulasi lingkungan yang sangat berbeda untuk memenuhi kebutuhan kita, kemampuan itu tidak cukup untuk menempatkan manusia di puncak tangga evolusi.

Nenek moyang manusia diyakini beberapa ilmuwan memiliki banyak bulu. (Everett Collection)

Katakanlah, misalnya, semut. "Semut sama atau lebih sukses dari kita," kata Isbell. "Ada lebih banyak semut di dunia daripada manusia, dan mereka beradaptasi dengan baik di tempat tinggal mereka."