Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru menemukan bahwa orang dewasa dengan gejala gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) tingkat tinggi lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi. Hal tersebut bahkan jika dibandingkan dengan orang dewasa dengan autistik tingkat tinggi atau sifat autis.
Penelitian tersebut dipimpin oleh psikolog di di Inggris dan merupakan upaya kolaboratif antara University of Bath, Bristol dan Cardiff, dan King's College London. Temuan mereka telah diterbitkan di Scientific Reports baru-baru ini.
Studi ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa ADHD lebih memprediksi hasil kesehatan mental yang buruk pada orang dewasa daripada kondisi perkembangan saraf lainnya, seperti autisme.
Hingga saat ini, informasi tentang efek ADHD pada kesehatan mental yang buruk masih sangat sedikit, dengan lebih banyak penelitian yang berfokus pada dampak autisme pada depresi, kecemasan, dan kualitas hidup. Akibatnya, orang dengan ADHD sering kesulitan mengakses perawatan klinis yang mereka butuhkan untuk mengatasi gejalanya.
Penulis penelitian berharap temuan mereka akan memicu penelitian baru tentang ADHD dan pada akhirnya meningkatkan hasil kesehatan mental bagi orang dengan kondisi tersebut.
ADHD adalah kondisi perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif dan impulsif. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi antara 3% dan 9% dari populasi.
Pemimpin peneliti, Luca Hargitai, mengatakan bahwa para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa autisme terkait dengan kecemasan dan depresi, tetapi ADHD agak diabaikan.
"Para peneliti juga telah berjuang untuk memisahkan secara statistik pentingnya ADHD dan autisme untuk hasil kesehatan mental karena seberapa sering mereka muncul bersamaan."
Ms Hargitai, seorang Peneliti PhD di Bath, menambahkan: "Tujuan kami adalah untuk secara tepat mengukur seberapa kuat ciri-ciri kepribadian ADHD terkait dengan kesehatan mental yang buruk sementara secara statistik memperhitungkan ciri-ciri autis."
"Kondisi ini memengaruhi banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa dan fakta bahwa lebih banyak orang mau membicarakannya harus disambut baik," kata Ms Hargitai.
"Harapannya adalah dengan kesadaran yang lebih besar akan muncul lebih banyak penelitian di bidang ini dan sumber daya yang lebih baik untuk mendukung individu dalam mengelola kesehatan mental mereka dengan lebih baik."