Dunia Hewan: Kodok Raksasa Toadzila Ditemukan Rangers di Australia

By Ricky Jenihansen, Senin, 23 Januari 2023 | 08:00 WIB
Kodok tebu (Queensland Department of Environment and Science)

Kodok tebu memiliki ciri-ciri fisik, kulit kering, berkutil dan kuning kecoklatan di punggung mereka. Sementara pada bagian bawah tubuhnya berwarna lebih terang, seringkali putih, kuning muda atau terkadang abu-abu berbintik-bintik.

Baca Juga: Dunia Hewan: Kodok Neraka, Kekuatan Gigitannya Sekuat Serigala

Baca Juga: India Alami Panas Ekstrem, Warga Lakukan Ritual Mengawinkan Kodok untuk Meminta Hujan

Baca Juga: Dunia Hewan: Suhu Iklim yang Meningkat Tidak Mengubah Perilaku Semut

Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Buaya Bisa Bertahan Berjam-jam Tanpa Udara?

Berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah daratan, kodok tebu pertama kali diperkenalkan ke Australia pada tahun 1935 sebagai kontrol biologis terhadap kumbang tebu.

Pada tahun 1935, sekitar 100 kodok tebu dibawa ke Queensland untuk mengendalikan hama kumbang di perkebunan tebu. Pada saat mereka dilepaskan, sekitar 2.000 kodok tebu telah menetas.

Sejak saat itu, jumlahnya terus berlipat ganda secara eksponensial. Kodok tebu telah menyebabkan kerusakan yang meluas di seluruh Australia sejak pertama kali diperkenalkan hingga saat ini.

Mulanya, kodok tebu memang hanya diperkenalkan ke satu wilayah Queensland, namun populasi kodok tebu kini telah menyebar ke sebagian besar negara bagian. Kodok tebu telah menyebar ke arah barat dengan perkiraan kecepatan 40 hingga 60 km per tahun.

Sebaliknya mereka menjadi spesies invasif dan berbahaya yang “memiliki dampak buruk pada satwa liar asli kita,” tambah departemen itu.