Freemason bagi Bangsawan Pribumi di Cirebon Sejak Tahun 1920

By Galih Pranata, Senin, 23 Januari 2023 | 07:00 WIB
Pertemuan sejumlah aktivis freemasonry yang dihadiri kalangan elit Eropa hingga elit pribumi di loji St. Jan di Bandung sekitar tahun 1920. (KITLV)

Baca Juga: Lambang di Situs Makam Sunan Gunung Jati: Freemason Ada di Cirebon?

Baca Juga: Selidik Eksistensi Organisasi Rahasia di Tasikmalaya 1902-1939

Baca Juga: Coba Lihat ke Dalam, Bangunan Freemason yang Berada di New York

Baca Juga: Tujuh Perkara yang Mungkin Belum Anda Ketahui Tentang Fakta Freemason 

Ketertarikan dan bergabungnya sejumlah priyayi di Jawa ke dalam Freemasonry tidak terlepas dari propaganda R.M.A.A. Poerbo Adiningrat yang membentuk sebuah komisi bernama Voorloopig Programma der Commissie voor het propageeren der Maconnieke idéé in de Inlandsche Maatschappij.

Jaringan sejenis ini tentunya menggiurkan bagi sejumlah elit bangsawan pribumi. Tak ayal, hampir di seluruh wilayah di Jawa, sejumlah bangsawan dan priyayi pribumi terlibat aktif dalam keberlangsungan Freemasonry

Keterlibatan elit bangsawan terhadap Freemasonry masih menjadi teka-teki besar tentang bagaimana kota religius seperti Cirebon, memiliki Freemasonry yang bertentangan dengan ajaran Islam yang kuat di Keraton Cirebon.

Namun yang jelas, keberadaan organisasi ini dapat diketahui dari sejumlah bukti yang ditemukan di beberapa titik di Cirebon. Seperti halnya logo Freemasonry yang kontroversial karena berada di pintu makam Sunan Gunung Djati di Cirebon.