Nyaris Punah, Kerja Sama Menguntungkan antara Nelayan dan Lumba-lumba

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 31 Januari 2023 | 14:00 WIB
Seekor lumba-lumba memberi isyarat kepada seorang nelayan di Praia da Tesoura di Laguna, Brasilia. Praktik kerja sama antara nelayan dan lumba-lumba untuk mencari makan sudah berlangsung lebih dari 140 tahun lamanya. (Bianca Romeu/ Universidade Federal de Santa Catarina)

Sayangnya, praktik ini menurun di beberapa tempat, ada juga yang telah lama hilang di sebagian tempat sehingga tidak terpantau. Padahal, sifat langka memancing bersama seperti di Brasilia ini bisa dipertimbangkan sebagai warisan budaya dunia, Cantor berpendapat.

Rekan peneliti dari Universidade Federal de Santa Catarina, profesor Fábio Daura-Jorge mengatakan timnya sudah melihat tanda-tanda awal penurunan praktik tersebut. “Jika kita mengambil langkah-langkah untuk mendokumentasikan dan melestarikan pengetahuan dan budaya praktik tersebut, secara tidak langsung dan positif kita juga dapat berdampak pada aspek biologis,” katanya.

Baca Juga: Dunia Hewan: Sub Spesies Baru Lumba-lumba Hidung Botol Diidentifikasi

Baca Juga: Dunia Hewan: Dampak Negatif Aktivitas Bising Manusia bagi Lumba-Lumba

Baca Juga: Dunia Hewan: Lumba-lumba Punya Jaring Aliansi Terbesar di Luar Manusia

Baca Juga: Wilayah Adat dan Kawasan Lindung: Kunci Konservasi Hutan Amazon Brasil

Mereka memprediksikan, praktik ini terancam di masa depan. Berdasarkan model prediktifnya, ancaman berhentinya kerja sama ini adalah jika populasi ikan yang biasa ditangkap nelayan dan lumba-lumba--ikan belanak--menurun. Ancaman lainnya adalah jika generasi muda nelayan kehilangan minat untuk mempelajari seni menangkap ikan dengan seni ini.

“Praktik ini tidak mungkin berlanjut jika lumba-lumba atau nelayan tidak lagi mendapat manfaat darinya,” kata Damien Farine. Farine adalah anggota penulisan penelitian, dan profesor di Department of Evolutionary Biology and Environmental Science, University of Zurich, Swiss.

Oleh karena itu, penelitian ini menyerukan tindakan konservasi kebudayaan ini. Harus ada cara untuk membuat lumba-lumba dan nelayan yang bergantung pada populasi ikan yang kuat dan sehat, supaya hubungan kerja sama bisa terus terwujud dan berhasil.

Selama ini wilayah itu mengalami penurunan ketersediaan ikan. Minat mempelajari tradisinya juga menurun, terang Daura-Jorge.

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi tebakan terbaik kami, dengan menggunakan data terbaik dan model terbaik kami, adalah jika keadaan terus berjalan seperti sekarang, akan ada saatnya interaksi akan terjadi. tidak lagi diminati oleh salah satu pemangsa – lumba-lumba atau pemancing,” lanjutnya.