Terikat Protokol, Begini Keseharian Kaisar Tiongkok di Kota Terlarang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 2 Februari 2023 | 12:00 WIB
Bagi seorang Kaisar Tiongkok, ia tidak bisa hidup sebebas yang dibayangkan orang. Kaisar harus menjalani sejumlah tradisi dan protokol ketat. (Musée national du palais)

Salah kaprah soal makanan istana

Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa kaisar secara rutin berpesta dengan makanan mewah. “Alih-alih menikmati makanan mewah, kaisar Tiongkok memiliki pola makan seimbang tetapi sangat sederhana,” Duhalde menambahkan lagi. Baik dinasti Ming dan Qing makan sesuai dengan prinsip yang sama: pola makan harus meningkatkan kesehatan.

Skala infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyediakan makanan sangat besar. Dapur kekaisaran terdiri dari tiga bagian: dapur utama, dapur teh, dan dapur roti. Masing-masing memiliki seorang koki dan lima juru masak, dan seorang pengawas. Tiap dapur juga memiliki seorang akuntan yang membeli dan melacak persediaan.

Terdapat nama koki pada setiap menu, sehingga hidangan dapat dengan mudah disusun ulang. Selain itu, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya upaya peracunan, pelakunya dapat diidentifikasi lewat menu. Menu kekaisaran pada dasarnya adalah versi yang lebih kompleks dari makanan tradisional yang dinikmati oleh rakyat jelata.

Kebiasaan makan kaisar

Kaisar Qing membuat kebiasaan untuk makan sendirian kecuali selama upacara khusus. Bahkan anggota keluarganya tidak ikut menemani.

Sedangkan Kaisar Qianlong terkadang mengundang permaisuri untuk makan malam. Protokol istana mendikte bahwa semua orang, kecuali ibu suri, harus berdiri di hadapan kaisar. Sedangkan Permaisuri dan selir kekaisaran makan di istana mereka sendiri.

Makanan kaisar sebagian besar adalah daging babi, daging kambing dan binatang buruan, unggas dan sayur-sayuran. Semua hidangan disajikan dengan penutup yang dilepas saat kaisar duduk di meja.

Menu dibuat terlebih dahulu untuk setiap kali makan dan diserahkan pejabat khusus untuk disetujui. Setiap menu diarsipkan yang dibuat harus diarsipkan.

Menu kekaisaran pada dasarnya adalah versi yang lebih kompleks dari makanan tradisional yang dinikmati oleh rakyat jelata. (Cara Chow)

Kaisar Dinasti Qing makan dua kali sehari. Ini disajikan di piring emas atau porselen khusus yang diproduksi di Jingdezhen. Selama Dinasti Qing, kaisar tidak memiliki tempat atau waktu tetap untuk makan. Kaisar akan memberi tahu pengawalnya ketika dia ingin makanan disajikan. Sang kaisar akan duduk untuk makan di mana pun dia berada pada waktu itu.

Pejabat dapur memerintahkan para kasim untuk mengatur meja mana saja yang ada di sekitar kaisar begitu mereka diberitahu.