Ahli Biologi Kelautan Mengidentifikasi Tiga Spesies Baru Nautilus

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 4 Februari 2023 | 12:00 WIB
Foto bawah air Nautilus vanuatuensis, salah satu spesies baru yang diidentifikasi. (Barord et al.)

Nationalgeographic.co.id—Ahli biologi kelautan dari Des Moines Gregory melaporkan telah mengidentifikasi tiga spesies baru Nautilus. Temuan tersebut mewakili populasi di tepi paling timur dari keseluruhan rentang habitat genus.

Nautilus adalah kelompok moluska laut karismatik yang terkenal karena catatan fosilnya dan spesies purba yang masih hidup sampat saat ini. Temuan mereka tersebut telah dijelaskan di jurnal ZooKeys.

Namun hari ini mereka terbatas pada segelintir spesies dalam dua genera (Nautilus dan Allonautilus) dari keluarga cephalopoda Nautilidae.

Tiga spesies Nautilus modern yang 'diterima secara universal' dari ahli taksonomi abad ke-21 adalah Nautilus pompilius, Nautilus macromphalus, dan Nautilus stenomphalus.

Nautilus pertama kali muncul 500 juta tahun yang lalu selama ledakan Kambrium dan merupakan sepupu jauh dari cumi-cumi dan sotong.

Makhluk-makhluk ini digambarkan sebagai 'fosil hidup' karena mereka hampir tidak berubah selama jutaan tahun.

Mereka hidup di perairan tropis samudra Pasifik dan Hindia, dekat pantai Jepang, Fiji, Kaledonia Baru, dan Australia.

Nautilus memiliki diameter cangkang 10 dan 25 cm dan lebih dari 90 tentakel, terbanyak dari semua cephalopoda.

Tidak seperti cephalopoda lainnya, tentakel mereka memiliki alur dan tonjolan, bukan pengisap. Alur dan punggungan ini dilapisi dengan sekresi lengket yang membantu hewan mencengkeram makanan dan menyebarkannya ke mulut.

Nautilus berenang menggunakan semacam jet propulsion, mengeluarkan air dari rongga mantel mereka melalui pipa yang terletak di dekat kepala mereka. (Flickr User, Dremsen)

Mereka menggunakan mulutnya yang tajam seperti paruh untuk memecah makanan, dan radula mereka (seutas jaringan yang dilapisi dengan gigi kecil) untuk mencabik-cabik makanan mereka lebih lanjut.

Nautilus berenang menggunakan semacam jet propulsion, mengeluarkan air dari rongga mantel mereka melalui pipa yang terletak di dekat kepala mereka. Dengan mengatur arah pipa, mereka bisa berenang maju, mundur, atau menyamping.