Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan telah mengurutkan DNA 2 hiu yang terancam punah yaitu, hiu martil besar (Sphyrna mokarran) dan hiu mako sirip pendek (Isurus oxyrinchus). Kedua hiu itu terancam punah dan telah mengalami penurunan drastis dalam ukuran populasi efektif selama 250.000 tahun terakhir, menurut studi baru.
Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal iScience baru-baru ini dengan judul "Genomes of endangered great hammerhead and shortfin mako sharks reveal historic population declines and high levels of inbreeding in great hammerhead."
Dijelaskan, kelas Chondrichthyes (hiu, pari, dan chimera) memiliki sejarah sekitar 420 juta tahun yang telah bertahan lima kali dari kepunahan massal, tapi sekarang terancam.
Hari ini garis keturunan kuno ini menemukan dirinya dalam zaman geologis baru, Antroposen, yang mungkin dicirikan sebagai kepunahan massal keenam.
Dalam laporan baru-baru ini oleh IUCN Red List of Threatened Species, 31% dari semua spesies hiu terancam, angka yang jauh lebih tinggi dari perkiraan tahun 2014. Dari spesies hiu yang terancam ini, 6,5% sangat terancam punah dan 10,5% terancam punah.
Laporan lain baru-baru ini menunjukkan kelimpahan global hiu dan pari samudera telah menurun sebesar 71%, karena peningkatan tekanan penangkapan ikan relatif 18 kali lipat.
Pada tahun 1980, hanya 9 spesies hiu dan pari samudera yang terancam dalam kategori Daftar Merah IUCN, tetapi pada tahun 2021, 75% dari spesies tersebut sekarang terancam.
Hiu martil besar dan hiu mako sirip pendek adalah dua contoh penurunan dramatis baru-baru ini dalam kelompok ini.
Spesies ini tersebar di seluruh dunia, ditemukan di pesisir tropis dan laut beriklim hangat. Statusnya yang terancam punah terutama karena penangkapan ikan besar-besaran untuk siripnya yang besar, yang sangat dihargai dalam perdagangan sirip hiu.
Status terancam punah dari spesies ini terutama karena penangkapan ikan komersial dan olahraga memancing.
“Dengan seluruh genom mereka diuraikan dalam resolusi tinggi, kami memiliki jendela yang jauh lebih baik ke dalam sejarah evolusi spesies yang terancam punah ini,” kata Profesor Mahmood Shivji.
Source | : | Sci News,IScience |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR