Bau Badan dan Histori Munculnya Deodoran Sebagai Kebutuhan Publik

By Galih Pranata, Kamis, 9 Februari 2023 | 11:00 WIB
Potret produk Odo-Ro-No yang menjadi cikal bakal deodoran modern. (Cosmetic and Skin)

Nationalgeographic.co.id—Dari Eropa abad kedua hingga kedelapan belas, sebelum munculnya teori tentang kuman dan bakteri, teks medis klasik menyatakan bahwa bau badan dapat secara langsung memengaruhi orang yang menghirupnya.

Seperti halnya, "mencium bau lilin yang sudah lama dianggap berisiko kematian atau keguguran," tulis Livia Gerson kepada JSTOR Daily dalam artikel berjudul What Does History Smell Like? yang terbit pada 28 Desember 2018.

Bau begitu lekat dengan pengaruh sosialnya dalam sejarah. Pada tahun 1657 seorang tukang cukur di London membuat & menjual minuman yang dikenal sebagai "Kopi" dimana aromanya mengganggu tetangganya karena bau yang asing dan tak sedap.

Namun, secara mengejutkan "lima puluh tahun kemudian, kedai kopi menjadi bagian yang tersebar luas dan aromanya menghiasi setiap sudut kota dan menjadi bau khas London," imbuh Livia.

Dari kebanyakan aroma, hanya aroma bau busuk yang keluar dari tubuh manusialah yang paling tidak bisa ditolerir. Bisa dikatakan bahwa hampir kebanyakan penduduk di Amerika dan Eropa sebelum abad ke-19, enggan untuk mandi yang menyebabkan tubuh mereka bau.

Memasuki akhir abad ke-19, Amerika Serikat telah mengadopsi alat pembersih baru seperti pancuran (shower) dan sikat gigi, yang didukung oleh penelitian terbaru tentang kebersihan guna menghilangkan bau busuk dari tubuh manusia.

Wabah kolera yang menerjang pada pertengahan tahun 1800-an, mengilhami kota-kota di seluruh Eropa untuk memperbaiki sanitasi dengan memperluas akses untuk mendapatkan air bersih.

Sampai akhir abad ke-19, parfum mulai digalakkan untuk menciptakan aroma yang menyenangkan bagi tubuh manusia. Tak berselang lama, deodoran muncul menjadi parfum khusus yang berguna menghilangkan aroma tidak sedap.

Merek deodoran komersial paling awal yang sukses dikembangkan pada tahun 1888 oleh seorang penemu di Philadelphia itu dijuluki dengan istilah lain, seperti "keeping silent" atau "Mum's the word."

Deodoran versi Mum pertama yang dipatenkan dijual sebagai krim lilin yang dengan cepat meluas. Akan tetapi produk ini memiliki kekurangan ketika digunakan karena sering meninggalkan residu berminyak pada pakaian.

Ilustrasi penggunaan deodoran pada ketiak (Bayu Dwi Mardana)

Pada tahun 1903, Everdry memperkenalkan antiperspiran pertama di dunia, yang menggunakan aluminium klorida untuk menyumbat pori-pori dan menghalangi jalan keluarnya keringat. 

"Antiperspiran awal ini sangat asam, jadi mereka juga sering merusak pakaian, dan membuat pemakainya merasakan sensasi menyengat," tulis koresponden The Week dalam artikel berjudul A brief history of body odor terbitan 27 Maret 2016.

Pada awal abad ke-20, seorang ahli bedah dari Cincinnati bernama Abraham D. Murphey, ingin tangannya bebas keringat saat melakukan operasi, itulah yang membuat dia menemukan antiperspiran bernama Odo-Ro-No.

Baca Juga: Mengapa Sebagian Orang Sangat Disukai Nyamuk? Ternyata Ini Alasannya

Baca Juga: Mengapa Ketiak Sebagian Orang Lebih Bau daripada Orang-Orang Lainnya?

Baca Juga: Pencabut Bulu Ketiak dan Pekerjaan Aneh Lainnya di Zaman Romawi Kuno

Baca Juga: Bulu Ketiak Tidak Dapat Tumbuh Sepanjang Rambut, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Antiperspiran ini kemudian dikembangkan menjadi produk deodoran yang komersil. Pada tahun 1912, perusahaan yang dikendalikan oleh Edna Murphey, anak dari dokter bedah yang menemukan Odo-Ro-No dari Cincinnati turut memasarkan produk itu dengan menyewa biro iklan guna meningkatkan penjualan perusahaan.

Iklan pertama mereka sukses mempropaganda bahwa keringat berlebih sebagai gangguan medis! Dalam setahun penjualan Odo-Ro-No telah melonjak menjadi $65.000 dan antiperspiran itu dikirim hingga ke Inggris dan Kuba.

Beberapa tahun kemudian, perusahaan itu kembali mencoba taktik baru: meyakinkan wanita yang sadar diri bahwa bau badan mereka adalah masalah yang seharusnya dapat diselesaikan.

Benar saja, propaganda iklan tersebut dapat menarik pelanggan untuk menggunakan deodoran Odo-Ro-No. Pada tahun 1930-an, perusahaan deodoran Amerika telah mendapatkan basis pelanggan wanita dan dengan cepat deodoran menjadi kebutuhan publik.