Kisah Menarik dari para Wanita di Perang Troya dalam Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Kamis, 9 Februari 2023 | 14:00 WIB
Di balik Perang Troya, banyak kisah menarik tentang perjuangan wanita Yunani dan Troya. Akibat perang, para wanita itu kehilangan semua yang dicintainya. (Jean II Restout)

Cassandra adalah putri Troya, putri Priam dan Hecabe. Wanita muda yang cantik ini mencintai perannya sebagai pendeta Apollo.

Dewa Apollo menginginkan Cassandra, jadi dia mencoba memikat kasih sayangnya dengan karunia ramalan. Ketika Cassandra menerima hadiah itu tetapi menolak sang dewa, Apollo dengan marah mengutuknya. Cassandra dikutuk agar bisa melihat masa depan namun tidak ada yang akan mempercayai ramalannya.

Cassandra dikutuk untuk hidup dalam ejekan dan pengucilan. Ia dipandang sebagai wanita aneh yang melontarkan ide gila. Alhasil, ketika Cassandra meramalkan jatuhnya Troya dan kematian yang tak terhitung jumlahnya, tidak ada yang mendengarkan.

Cassandra mengajari kakaknya cara bernubuat. Akhirnya, ramalan sang kakak dipercaya, tidak seperti adik perempuannya. Kisah ini menciptakan gambaran mengerikan tentang cara perempuan diperlakukan sepanjang sejarah. Sementara perempuan sering diabaikan dan tidak dipercaya, laki-laki justru dipercaya dan didengarkan.

Ketika Troya jatuh ke tangan orang Yunani, Cassandra lari ke Kuil Athena untuk mencari perlindungan. Namun, prajurit Yunani, Ajax, dengan kejam memperkosanya di kaki patung Dewi. Ajax kemudian dihukum atas kejahatannya oleh Athena. Ketika dalam perjalanan pulang, kapalnya dihancurkan berkeping-keping.

Cassandra diambil oleh Agamemnon untuk menjadi selirnya di Mycenae. Tentu saja istri Agamemnon, Clytemnestra, tidak senang akan tindakan Agamemnon. Jadi ia membunuh mereka berdua.

Cassandra telah meramalkan kematiannya, tetapi dia tidak berdaya untuk mengubahnya. Karena seperti biasa, tidak ada yang mau mendengarkan.

Clytemnestra, seorang wanita yang ditipu oleh sang suami

Clytemnestra adalah seorang wanita Yunani yang dirugikan bahkan sebelum Perang Troya dimulai. Sebagai permaisuri Agamemnon, Ratu Clytemnestra sendiri memegang banyak kekuasaan. Dia sangat bangga dengan putri sulungnya, Iphigenia, tetapi terlalu cepat kehilangannya.

Clytemnestra tertipu untuk mengawal putrinya menuju kematiannya. Iphigenia dan Clytemnestra dipanggil ke pelabuhan Aulis, tempat armada Yunani berkumpul sebelum mereka berlayar ke Troya.

Clytemnestra diberi tahu bahwa Iphigenia akan menikah dengan pahlawan Yunani yang akan datang, Achilles. Keduanya harus bersatu sebelum Achilles berperang.

Achilles, di usianya yang masih muda, sudah dikenal sebagai petarung terbaik di pasukan Yunani. Dia adalah calon suami yang mengesankan.