Disebut Kiamat Sugra, Dahsyatnya Gempa 1509 di Era Kekaisaran Ottoman

By Utomo Priyambodo, Kamis, 9 Februari 2023 | 15:00 WIB
Ilustrasi kepanikan orang-orang saat gempa bumi mengguncang Istanbul pada abad ke-16. Gempa-gempa masa lalu telah merusak Turki beberapa kali. (Via Daily Sabah)

Nationalgeographic.co.id—Gempa bumi besar pertama di Istanbul ketika berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman terjadi pada 18 Desember 1488. Gempa tersebut menghancurkan kubah Masjid Fatih. Selain itu, berbagai wilayah kota juga rusak.

Lindu pada tahun 1488 itu bukanlah gempa terbesar di era Ottoman. Pada 10 September 1509, Istanbul diguncang gempa besar pada pukul 4 pagi. Sebelum orang-orang mengerti apa yang sedang terjadi, seluruh kota telah hancur.

Menurut para ahli, seperti dikutip oleh Daily Sabah, gempa tahun 1509 di Istanbul adalah yang terbesar di Mediterania Timur setelah tahun 1000. Gempa tersebut dirasakan di wilayah-wilayah dari provinsi Bolu hingga Provinsi Edirne.

Gempa pada tahun 1509 di wilayah yang kini menjadi area Republuk Turkit itu disebut sebagai Kiamat Sugra atau "Kiamat Kecil." Kazuaki Sawai juga menulis dalam makalah studinya yang berjudul "The 1509 Istanbul Earthquake and Subsequent Recovery" bahwa gempa dahsyat tersebut dijuluki sebagai “Kıyamet-i Suğra”.

"Orang-orang menyebut peristiwa ini sebagai 'Kıyamet-i Suğra' (Hari Penghakiman Kecil) karena banyaknya korban dan kerusakan parah di Istanbul," tulis Kazuaki Dasar, peneliti dari Hitotsubashi University, di makalahnya tersebut.

Menurut Sawai, gempa bumi 1509 ini merupakan bencana alam besar pertama setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1453. Namun, menurut Daily Sabah, gempa tahun 1488 juga termasuk bencana alam besar yang mengguncang wilayah tersebut setelah penaklukannya oleh Kekaisaran Ottoman.

Kota Istanbul berada di wilayah yang disebut sebagai Anatolia, yang juga dikenal sebagai Asia Kecil. Wilayah ini terdiri tas 97% Republik Turki saat ini.

"Area ini adalah zona gempa yang telah lama ada, dengan intensitas gempa yang sebanding dengan Jepang yang terkenal aktivitas seismiknya," papar Sawai.

Anatolia terletak di lempeng tektonik Anatolia, dikelilingi oleh Lempeng Eurasia yang sangat besar di utara, Lempeng Arab di timur, Lempeng Aegean di barat, dan Lempeng Afrika di selatan. Garis-garis patahan yang dihasilkan, seperti patahan Anatolia Utara yang membentang dari timur ke barat, telah menyebabkan banyak gempa bumi.

"Pada Agustus 1999, misalnya, gempa berkekuatan 7,5 mengguncang sebagian besar Anatolia barat laut, termasuk Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang dan menyebabkan kerusakan besar," catat Sawai.

Jadi, gempa bumi bukanlah hal baru di Anatolia. Banyak catatan sejarah bencana alam di Istanbul yang menunjukkan gempa bumi besar pernah terjadi berulang kali di wilayah tersebut. Gempa bumi sangat dahsyat pada bulan September 1509 di atas adalah salah satu contohnya.

Baca Juga: Gempa Turki dan Suriah Meruntuhkan Warisan Budaya dan Bersejarah

Baca Juga: Pernah Jadi Kekaisaran Terkuat, Ottoman Jatuh Karena Enam Hal Ini

Baca Juga: Pelajaran Gempa Turki: Bagaimana Kesiapsiagaan Gedung Tinggi Indonesia 

Contoh lainnya, gempa bumi melanda Kota Istanbul pada malam 10 Mei 1556. Masjid Fatih, Hagia Sophia, dan tembok kota rusak. Setelah gempa ini, Istanbul tidak mengalami gempa selama 90 tahun.

Kemudian pada 28 Juni 1648, orang-orang di İzmit dan Istanbul bangun dengan gemetar di pagi hari karea gempa. Namun, pusat gempanya jauh sehingga tidak banyak merusak Istanbul.

Lalu gempa bumi terjadi lagi saat waktu salat subuh pada tanggal 25 Mei 1719. Gempa ini sangat dahsyat. Daerah kehancuran gempa dimulai dari Düzce, mencapai İzmit, Sapanca, Orhangazi, Karamürsel dan Yalova. Yalova sangat rusak akibat gempa ini.

Kondisi gempa di Istanbul pada September 1509. Ini adalah gempa terbesar di era Kekaisaran Ottoman sehingga disebut sebagai Kiamat Kecil. (Via Daily Sabah)

Gempa bumi lainnya, pada 25 Mei 1719, juga merusak Istanbul meski tidak separah Kota İzmit. Tembok kota rusak parah. Beberapa masjid dan istana hancur. Empat puluh masjid dan 27 benteng rusak.

Gempa bumi terbesar kedua di Istanbul, setelah 1509, di bawah dominasi Kesultanan Utsmaniyah, terjadi pada 22 Mei 1766. Guncangan yang dimulai setengah jam setelah matahari terbit pada hari itu, merupakan hari ketiga Qurban Bayram (atau Idul Adha di Arab).

Suara-suara menakutkan terdengar selama gempa, dan goncangan selama dua menit mengikutinya. Kemudian, gempa yang tidak terlalu kuat menghantam kota itu selama empat menit. Gempa susulan dari gempa ini berlanjut selama delapan menit. Pada 5 Agustus di tahun yang sama , terjadi goncangan lagi. Setelah gempa tahun 1766, Istanbul selama beberapa tahun tidak mengalami gempa bumi.

Istanbul kemudian dilanda gempa bumi dahsyat lagi pada 10 Juli 1894. Gempa yang berlangsung selama 18 detik ini dirasakan dalam tiga gelombang. Itu mempengaruhi Adapazarı, İzmit, Gebze, Kartal, Kepulauan Pangeran (Adalar), Üsküdar, İstanbul, Büyükçekmece, Küçükçekmece, Çatalca, bagian dari Laut Marmara, Bozburun, Yalova, Karamürsel dan Sapanca.

Gempa bumi besar terakhir yang memengaruhi Istanbul selama periode Ottoman adalah yang terjadi di Şarköy-Mürefte, tercatat dengan kekuatan 7,3 pada 9 Agustus 1912. Gempa ini sangat merusak bagian selatan Edirne, menghancurkan cerobong asap, tiang telegraf, dan dinding.