Baca Juga: Disebut Kiamat Sugra, Dahsyatnya Gempa 1509 di Era Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Mimpi Buruk Istanbul: Garis Waktu Gempa Bumi yang Mengguncang Turki
Baca Juga: Pelajaran Gempa Turki: Bagaimana Kesiapsiagaan Gedung Tinggi Indonesia
Desa Varto di wilayah Anatolia timur hancur total pada 31 Mei 1946 dan 839 orang tewas. Gempa bumi lain kembali melanda wilayah itu pada tahun 1966. Akibat gempa yang setara dengan dampak ledakan 4.000 bom atom seberat 20 kilogram itu, hampir 3.000 orang tewas di Varto dan sekitarnya. Pusat gempa dan 92 desa tetangga terhapus dari peta dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Beberapa gempa paling mematikan dan terbesar dalam sejarah Republik Turki adalah 1930 Hakkari (2.500 kematian), 1942 Niksar (3.000 kematian), 1943 Tosya (3.000 kematian), 1944 Bolu (4.000 kematian), 1970 Gediz (1.100 kematian), 1875 Diyarbakir-Lice (2.400 kematian), 1976 Van-Çaldıran (3.800 kematian), 1983 Erzurum-Horasan (1.500 kematian) dan 1999 Gölcük (17.000 kematian).
Meskipun gempa bumi adalah bencana alam, kelaparan, dehidrasi, wabah penyakit, penjarahan, cuaca dingin, hujan, salju, dan masalah lain yang muncul setelah gempa menggantikan bencana itu sendiri. Penanganan dan bantuan yang kurang optimal juga memperburuk kondisi korban gempa.