Dua spesies baru itu kemungkinan berada di antara beberapa penguin purba pertama. Penemuan baru ini dapat menjelaskan bagaimana kelompok tersebut berevolusi dari waktu ke waktu.
Spesies baru itu memiliki "tulang sirip yang relatif primitif," kata Ksepka.
"Dalam banyak hal (mereka) menyerupai burung yang dapat terbang di udara dan mendorong diri mereka sendiri di bawah air dengan sayapnya, seperti auk dan puffin. Tapi tak satu pun dari spesies baru bisa terbang."
Penguin kemungkinan besar kehilangan kemampuan untuk terbang demi berenang sekitar 60 juta tahun yang lalu, tidak lama sebelum spesies baru itu muncul.
Jadi penguin awal ini belum berevolusi menjadi sirip super efisien yang terlihat pada penguin purba yang lebih muda dan kerabat mereka yang masih hidup.
Ukuran K. fordycei yang sangat besar menunjukkan bahwa gigantisme berevolusi sejak awal garis keturunan penguin, kata Ksepka.
"Ini menunjukkan bahwa keunggulan ukuran besar, seperti termoregulasi dan penyelaman yang lebih efisien, mungkin memberikan tekanan selektif yang sangat kuat pada penguin segera setelah mereka kehilangan penerbangan."
Kondisi lingkungan unik Selandia Baru kuno memainkan peran kunci dalam kemunculan dan kesuksesan penguin raksasa, demikian spekulasi para peneliti.
Baca Juga: Foto Satelit Mengungkapkan Koloni Penguin Kaisar yang Tersembunyi
Baca Juga: Adaptasi Penguin Turun saat Berevolusi, Bagaimana untuk Krisis Iklim?
Baca Juga: Pasangan Penguin Jantan di AS Sukses Mengerami Telur Hingga Menetas