Mengapa Banyak Orang Masih Belum Peduli dengan Perubahan Iklim?

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 11 Februari 2023 | 12:00 WIB
Seorang anak laki-laki memegang papan bertuliskan tolong selama protes untuk keadilan iklim pada 12 November 2022 di Cardiff, Wales. Mayoritas penduduk Eropa masih belum menganggap perubahan iklim. (Matthew Horwood)

Nationalgeographic.co.id—Meskipun kita sudah dapat merasakan dampak perubahan iklim pada kulit kita, tetapi ada banyak orang yang masih belum menganggap perubahan iklim, lingkungan, dan energi sebagai salah satu masalah mendesak. Lantas mengapa itu bisa terjadi?

Sebuah studi baru menganalisis faktor-faktor yang mendorong kepedulian lingkungan di antara orang Eropa dalam upaya untuk memahami bagaimana kita dapat meningkatkan dukungan rakyat untuk memerangi perubahan iklim.

Mayoritas penduduk Eropa masih belum menganggap perubahan iklim, lingkungan, dan energi sebagai salah satu masalah yang paling mendesak untuk pembuatan kebijakan nasional.

Namun, dukungan dari publik sangat penting untuk memungkinkan kebijakan lingkungan yang ketat dan berkelanjutan di negara-negara demokrasi.

Untuk meningkatkan motivasi masyarakat umum terhadap aksi iklim, kita perlu mengetahui faktor apa yang mendorong kepedulian masyarakat terhadap iklim dan lingkungan.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Global Environmental Change, Jonas Peisker, seorang peneliti di IIASA Population and Just Societies Program, membahas bagaimana preferensi lingkungan di 206 wilayah Eropa dibentuk oleh keadaan sosial ekonomi, geografis, dan meteorologi.

"Saya ingin menawarkan perspektif berbasis data tentang faktor penentu kepedulian lingkungan yang menyoroti relevansi keterlekatan individu dalam konteks sosioekonomi dan lingkungan," jelas Peisker.

"Sementara penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan beberapa pengaruh kontekstual pada satu waktu, penelitian ini memungkinkan perbandingan kepentingan relatif mereka."

"Termasuk juga faktor-faktor yang sebagian besar berbeda antar wilayah, seperti ketimpangan, tingkat pendapatan, atau fitur geografis."

Untuk menemukan determinan kepedulian lingkungan, Peisker menggunakan metode Bayesian Model Averaging berdasarkan 25 survei Eurobarometer yang dilakukan antara tahun 2009 dan 2019 yang dikombinasikan dengan ukuran ekonomi regional, populasi, geografi, kualitas lingkungan, dan peristiwa meteorologi.

Orang-orang juga tidak termotivasi untuk mengatasi perubahan iklim. (Education Images)

Studi ini menemukan bahwa konteks ekonomi yang menguntungkan, seperti tingkat pendapatan yang relatif tinggi dan inflasi yang rendah, menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.