Beragam Kisah Absurd dan Menarik dari Kepemimpinan Kaisar Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 13 Februari 2023 | 07:00 WIB
Menjadi Putra Langit, kaisar Tiongkok memiliki kekuasaan besar untuk menjalankan kekaisaran. (Giuseppe Castiglione)

Nationalgeographic.co.id—Menjadi Putra Langit, kaisar Tiongkok memiliki kekuasaan besar untuk menjalankan kekaisaran. Sebagian, menggunakan kekuasaan demi kemakmuran rakyat. Namum tidak jarang yang bertindak semena-mena dan absurd. Berikut beberapa kisah absurd dan menarik dari kepemimpinan kaisar Tiongkok.

Xuanzong, kaisar cakap yang mabuk kepayang dengan selirnya

Pemerintahan Xuanzong selama 43 tahun dianggap sebagai puncak dinasti Tang (618–907). “Ini adalah masa dalam sejarah Tiongkok yang terkenal dengan puisi indah dan budaya kosmopolitannya,” tulis Tristan Shaw di laman Listverse.

Namun kejayaan tidak bertahan selamanya. Paruh akhir pemerintahannya juga menandai awal penurunan Dinasti Tang.

Untuk sebagian besar waktunya di atas takhta, Xuanzong adalah penguasa yang sangat kompeten. Setelah menjadi kaisar pada tahun 712, Xuanzong memulai sejumlah reformasi yang berhasil. Ia membersihkan birokrasi kekaisaran yang membengkak dan melindungi perbatasan kekaisaran dengan baik.

Lalu apa yang membuat kepemimpinan Xuanzong mengalami penurunan?

Di tahun-tahun terakhirnya, minat Xuanzong dalam pemerintahan menurun. Dia menggunakan sebagian besar waktunya dengan selir Yang Guifei. Guifei menggunakan pengaruhnya yang kuat atas kaisar untuk kepentingan teman dan keluarganya. “Ia bahkan membantu sepupunya Yang Guozhong menjadi perdana Menteri,” tambah Shaw,

Putra angkatnya, An Lushan, bahkan diangkat menjadi gubernur militer. Namun ini menjadi awal dari berbagai bencana.

Pada tahun 755, An Lushan berselisih dengan Yang Guozhong dan melancarkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan Tang. Saat pemberontak mulai mendekati ibu kota Chang’an, Xuanzong dan Yang Guifei melarikan diri dari kota. Setelah berhenti di desa terpencil, Tentara Kekaisaran mogok dan menuntut agar kaisar mengeksekusi Yang Guifei dan sepupunya. Mereka menganggap jika keduanya berperan dalam menghasut pemberontakan An Lushan.

Menghadapi pemberontakan dari pasukannya sendiri, Xuanzong menyadari bahwa tidak ada jalan keluar selain membunuh selir kesayangannya. Catatan sejarah bervariasi tentang apa yang terjadi selanjutnya. Ada yang menyebutkan Guifei secara sukarela gantung diri atau dicekik sampai mati oleh seorang pejabat kekaisaran.

Xuanzong, hancur oleh kematian kekasihnya, kemudian menyerahkan tahtanya dan menyerahkan tugas menumpas pemberontakan An Lushan kepada putranya.

Kaisar Zhengde