Nationalgeographic.co.id—Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari Kasih Sayang oleh sebagian besar orang seluruh dunia. Di hari ini, orang-orang mencurahkan kasih sayangnya lewat hadiah, permen, makan malam bersama, dan cokelat. Pemberian hadiah cokelat identik dengan hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day. Bagaimana tradisi memberi cokelat ini bermula?
Menurut April Fulton di laman National Geographic, orang Amerika dan Eropa mengonsumsi sebagian besar cokelat dunia. Hampir 9 dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa mereka membeli cokelat.
Biji kakao ditanam terutama di Afrika dan produk jadinya menyebar ke seluruh dunia.
Cokelat menjadi kudapan yang digandrungi oleh banyak orang
Cokelat dianggap sebagai afrodisiak sejak zaman suku Aztec dan dulunya hanya tersedia bagi orang kaya.
Penjajah Spanyol kemudian membawa cokelat ke Eropa. Dan menurut The Oxford Companion to Food, koki Italia memaruk balok cokelat di atas risotto mereka di akhir abad ke-17.
Orang Prancis membuat pastilles pada abad ke-18. Ini adalah sejenis gula-gula atau permen dan berbentuk kecil. Pastilles biasa mengandung obat untuk melegakan pernapasan, menyegarkan mulut, menyembuhkan sakit kerongkongan, atau batuk.
Namun kemudian mentega kakao diekstraksi dari biji dan diproses menjadi bentuk kasar permen. Ini dilakukan di Inggris pada tahun 1847, menurut Cadbury. Setelah dicampur dengan susu, daya tarik cokelat mulai tumbuh.
“Begitu cokelat berbentuk permen menjadi lebih murah untuk diproduksi, semakin banyak orang bisa mencicipinya,” kata Fulton lagi. Dan begitu mencobanya, orang-orang menjadi tergila-gila dengan kudapan yang satu ini.
Asal-usul perayaan hari Kasih Sayang
Sementara itu, asal usul Hari Valentine bahkan lebih kompleks. Tradisi ini dapat ditelusuri ke zaman Romawi kuno. Saat itu, Lupercalia, festival Pagan yang melibatkan kesuburan dan pesta di pertengahan Februari dirayakan.