Bagaimana Tradisi Pemberian Cokelat di Hari Kasih Sayang Berawal?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 14 Februari 2023 | 14:00 WIB
Pemberian hadiah cokelat identik dengan hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day. Bagaimana tradisi memberi cokelat ini bermula? (Luiz Paulo R Santos)

Nationalgeographic.co.id—Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari Kasih Sayang oleh sebagian besar orang seluruh dunia. Di hari ini, orang-orang mencurahkan kasih sayangnya lewat hadiah, permen, makan malam bersama, dan cokelat. Pemberian hadiah cokelat identik dengan hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day. Bagaimana tradisi memberi cokelat ini bermula?

Menurut April Fulton di laman National Geographic, orang Amerika dan Eropa mengonsumsi sebagian besar cokelat dunia. Hampir 9 dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa mereka membeli cokelat.

Biji kakao ditanam terutama di Afrika dan produk jadinya menyebar ke seluruh dunia.

Cokelat menjadi kudapan yang digandrungi oleh banyak orang

Cokelat dianggap sebagai afrodisiak sejak zaman suku Aztec dan dulunya hanya tersedia bagi orang kaya.

Penjajah Spanyol kemudian membawa cokelat ke Eropa. Dan menurut The Oxford Companion to Food, koki Italia memaruk balok cokelat di atas risotto mereka di akhir abad ke-17.

Orang Prancis membuat pastilles pada abad ke-18. Ini adalah sejenis gula-gula atau permen dan berbentuk kecil. Pastilles biasa mengandung obat untuk melegakan pernapasan, menyegarkan mulut, menyembuhkan sakit kerongkongan, atau batuk.

Namun kemudian mentega kakao diekstraksi dari biji dan diproses menjadi bentuk kasar permen. Ini dilakukan di Inggris pada tahun 1847, menurut Cadbury. Setelah dicampur dengan susu, daya tarik cokelat mulai tumbuh.

Salah satu tulang belulang Santo Valentinus tersimpan di Basilica Santa Maria di Cosmiden. (Dnalor01/Wikipedia)

“Begitu cokelat berbentuk permen menjadi lebih murah untuk diproduksi, semakin banyak orang bisa mencicipinya,” kata Fulton lagi. Dan begitu mencobanya, orang-orang menjadi tergila-gila dengan kudapan yang satu ini.

Asal-usul perayaan hari Kasih Sayang

Sementara itu, asal usul Hari Valentine bahkan lebih kompleks. Tradisi ini dapat ditelusuri ke zaman Romawi kuno. Saat itu, Lupercalia, festival Pagan yang melibatkan kesuburan dan pesta di pertengahan Februari dirayakan.

“Selama Lupercalia, orang Romawi mabuk. Mereka bahkan tidak mengenakan busana,” ungkap Noel Lenski, seorang sejarawan di University of Colorado. Para wanita muda mengantre agar para pria memukul mereka, tambahkan. Bagi orang Romawi, perempuan yang dipukul oleh pria pada festival Lupercalia akan menjadi subur. Hal ini tentu sangat berbeda dengan perayaan hari Kasih Sayang saat ini.

Di balik keceriaan hari kasih sayang ada kisah misterius dan mengerikan. Di tanggal yang sama terjadi pemenggalan kepala dan bagian tubuh seorang martir yaitu Santo Valentinus.

Martir Katolik Santo Valentinus dipenggal pada tanggal itu di abad ketiga. Konon ia dihukum karena melanggar larangan Romawi untuk melakukan pernikahan.

Baca Juga: Misteri Tulang Belulang Santo Valentinus, Pelopor Hari Kasih Sayang

Baca Juga: Tak Hanya Menjadi Mood Booster, Cokelat Juga Meningkatkan Daya Ingat

Baca Juga: Tak Selalu Tentang Cinta, Berikut Kisah-kisah di Balik Hari Valentine

Baca Juga: Sulawesi Utara, Provinsi dengan Penduduk Paling Romantis di Indonesia 

Lalu mengapa muncul hari Kasih Sayang? Menurut Henry Kelly, seorang profesor sejarah dan teologi di UCLA, ini diciptakan oleh penulis Geoffrey Chaucer dari Inggris. Chauser menulis “The Cult of St. Valentine” yang kemudian menjadi pemicu perayaan tahunan ini. Kelly mengatakan kisah-kisah romantis yang dikaitkan dengan Santo Valentinus adalah "fiktif".

Saat hampir seluruh dunia merayakan hari Kasih Sayang, orang-orang dari Italia hingga Irlandia mengunjungi gereja-gereja tertentu.

Jadi bagaimana cokelat menjadi suguhan khas di hari Kasih Sayang?

Jadi perayaan cinta menciptakan momennya sendiri. Cara untuk menunjukkan kasih sayang itu berubah dari waktu ke waktu. Dulu, para kekasih bertukar kata dan sumpah. Kemudian hari Kasih Sayang berubah menjadi hari di mana mereka bertukar kartu ucapan dan hadiah mahal.

Untuk meningkatkan penjualan permen dan cokelat di antara Natal dan Paskah, orang menyebarkan tradisi pemberian cokelat di hari Kasih Sayang. Kemudian, di era Victoria, orang-orang terobsesi dengan renda dan suvenir. Ini mendorong pembuat cokelat untuk membuat kotak dekoratif berbentuk hati untuk memeriahkan hari Kasih Sayang.

Kini, cokelat seakan menjadi hadiah wajib bagi para kekasih di hari Kasih Sayang.