Nationalgeographic.co.id—Selama hampir 4.000 tahun, peradaban Tiongkok menghasilkan banyak penguasa. Beberapa penguasa ini, seperti Kaisar Tang Taizong, Kubilai Khan, hingga Kaisar Kangxi, dikenang sebagai kaisar Tiongkok yang berbudi luhur. Di sisi lain, ada juga penguasa yang terkenal kejam, tidak kompeten, dan tidak bermoral. Salah satu sosok tersebut adalah Fu Sheng yang dikenal sebagai kaisar tiran yang masa pemerintahannya singkat.
Siapa Fu Sheng?
“Secara teknis, Fu Sheng bukanlah seorang kaisar yang memerintah seluruh Kekaisaran Tiongkok,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins. Sebaliknya, ia adalah salah satu raja kecil yang berkuasa selama era Enam Belas Negara. Ini adalah periode kekacauan dan perpecahan antara abad ke-4 dan ke-5 Masehi setelah runtuhnya Dinasti Jin.
Catatan sejarah tentang periode Enam Belas Negara cukup langka. Informasi tentang era Enam Belas Negara berasal dari Catatan Musim Semi dan Musim Gugur dari Enam Belas Kerajaan, yang disusun pada awal abad ke-6 SM.
Fu Sheng adalah penguasa kedua dari Dinasti Qin Awal. Dinasti ini didirikan oleh sang ayah, Fu Jian. Awalnya, Fu Sheng tidak diharapkan untuk mewarisi tahta ayahnya karena ia memiliki dua kakak laki-laki.
Namun bagaimana Fu Sheng bisa menjadi penerus sang ayah? Menurut cerita, Fu Jian membaca ramalan saat memutuskan untuk menunjuk ahli waris setelah kematian putra sulungnya, Fu Chang.
Ramalan ini mengandung ungkapan ‘tiga kambing bermata lima’. “Ungkapan itu ditafsirkannya sebagai petunjuk dari surga,” kata Mingren. Akibatnya, Fu Jian memutuskan untuk menjadikan Fu Sheng sebagai pewarisnya, karena satu matanya buta.
Agresif sejak kecil
Suatu kali, kakeknya Fu Hong menggoda Fu Sheng kecil. Ia berkelakar, “Apa anak laki-laki yang buta hanya meneteskan air mata dari satu mata?”
Fu Sheng, dengan marah, menikam matanya yang buta. Ia pun berseru pada kakeknya, “Ini adalah mata yang lain yang mengeluarkan air mata!”
Kaget akan reaksi keras sang cucu, Fu Hong mencambuknya dan mengatakan bahwa cucunya itu pantas menjadi budak.
Alih-alih menyesal, Fu Sheng membalasnya, “Saya akan menjadi seperti Shi Le (budak yang menjadi kaisar pendiri Zhao)!”
Prihatin akan kelakuan cucunya, Fu Hong meminta putranya untuk mempertimbangkan agar membunuh putranya. Menurutnya, jika dibiarkan, Fu Sheng kelak akan menghancurkan keluarganya. Namun tindakan itu dicegah oleh paman Fu Sheng
Tiran bermata satu
Karena buta di satu matanya, Fu Sheng disebut sebagai ‘tiran bermata satu’. Menurut satu cerita, Fu Sheng kehilangan matanya saat mencoba mencuri telur elang.
Karena kekurangannya itu, dia mengeksekusi siapa saja yang menggunakan kata-kata seperti ‘hilang’, ‘kurang’, dan ‘tanpa’. Rupanya sang kaisar percaya bahwa orang yang menggunakan kata-kata tersebut sedang mengolok-olok kecacatannya.
Baca Juga: Yuan, Kaisar Tiongkok Buat Kerajaannya Hancur Akibat Terlalu Baik
Baca Juga: Hilangnya Simbol Mandat dari Surga Milik Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang
Baca Juga: Sejarah Panjang Tembok Besar Tiongkok, Siapa Kaisar yang Membangunnya?
Baca Juga: Beragam Kisah Absurd dan Menarik dari Kepemimpinan Kaisar Tiongkok
Kekejaman Fu Sheng juga berlanjut sampai masa pemerintahannya. Saat itu, banyak pejabat penting dihukum secara brutal dan dieksekusi sesuai keinginan raja. Misalnya, ahli astrologinya memperingatkan jika pemakaman besar dan kematian pejabat tinggi di awal pemerintahan dapat menjatuhkan kekaisaran dalam tiga tahun. Ini dapat dihindari jika kaisar mengubah caranya yang kejam.
Alih-alih mengubah cara hidupnya, Fu Sheng memilih untuk memenuhi ramalan tersebut dengan mengeksekusi istrinya sendiri, Permaisuri Liang. Di saat yang sama, beberapa pejabat penting, termasuk ayah permaisuri dan pamannya, turut dieksekusi.
Kaisar yang ganas dalam medan pertempuran
Terlepas dari sifat haus darahnya, Fu Sheng memiliki kelebihan. Menurut catatan sejarah, Fu Sheng memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. “Sifatnya yang brutal membuatnya menjadi prajurit yang ganas dalam pertempuran,” Mingren menambahkan lagi. Dia bahkan dikatakan cukup kuat untuk melawan binatang buas sendirian.
Sayangnya, Fu Sheng tidak memiliki keterampilan memerintah yang bisa membuatnya menjadi jenderal yang baik.
Pemerintahan teror Fu Sheng berlangsung singkat selama dua tahun. Dia digulingkan oleh sepupunya, Fu Fa dan Fu Jian. Keduanya menyerang istana dengan pasukan mereka ketika diketahui bahwa Fu Sheng berencana untuk mengeksekusi mereka. Para penjaga kerajaan, yang sudah membenci raja, memutuskan untuk membelot.
Akibatnya, pemerintahan Fu Sheng pun berakhir. Ia ditangkap dan dieksekusi dengan diseret oleh seekor kuda.