Kisah Kaisar Yao, Titisan Naga Merah dari Era Neolitikum Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 24 Februari 2023 | 07:00 WIB
Kaisar Yao dari era neolitikum Tiongkok dipercaya sebagai titisan naga merah. Kepemimpinannya membawa kemakmuran dan kestabilan bagi rakyat Tiongkok. (Kanō Sansetsu)

Yao dan anaknya mencari dewi itu selama bertahun-tahun, tetapi tidak berhasil. Keduanya pun memutuskan untuk kembali ke peradaban.

Mendapatkan takhta kekaisaran dari sang kakak, Yao hidup dengan permaisurinya selama bertahun-tahun kemudian.

Pemerintahan agung Kaisar Yao

Setelah itu, Kaisar Yao menjadi raja hebat yang membuat rakyatnya stabil dan Makmur.

Di bawah pemerintahannya, hanya ada sedikit perang dan konflik antar suku. Di masa itu, terjalin komunikasi yang damai.

Selain itu, Yao membawa konsep "bangsa" kepada masyarakat dan sistem politik lengkap. Ia menugaskan pejabat berdasarkan spesialisasi dan prestasinya. Sejak itu, wilayahnya menjadi kekaisaran yang perkasa alih-alih aliansi suku-suku yang terpecah.

Yao menemukan sistem yang memungkinkan semua warga sipil untuk berbicara langsung dengannya. Jika rakyat memiliki saran atau mengalami ketidakadilan, mereka cukup memukul genderang di depan rumahnya.

Untuk orang-orang yang tinggal jauh, dia memasang banyak balok kayu. Masing-masing balok dijaga oleh seorang petugas yang dapat diajak bicara oleh warga sipil. Di sana, rakyat mendapatkan petunjuk tentang cara menghubungi Kaisar Yao.

Legenda seputar pemerintahan Kaisar Yao yang makmur

Legenda menceritakan bahwa setelah 70 tahun pemerintahan Yao, matahari dan bulan bersinar seperti permata. “Lima planet bersinar seperti mutiara yang dirangkai dan burung phoenix bersarang di halaman istana,” tulis Matt Stefon di laman Britannica.

Mata air kristal mengalir dari perbukitan, rumput mutiara menutupi pedesaan dan padi berlimpah. Dua unicorn yang menjadi pertanda kemakmuran muncul di ibu kota di Pingyang.

Usaha mencari ahli waris yang pantas