Kisah Vasco da Gama, Penjelajah Sekaligus Penakluk dari Portugal

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 11 Maret 2023 | 07:00 WIB
Vasco da Gama mencari jalur perdagangan baru melalui lautan. Berkat sang navigator, rute laut baru antara Eropa dan India pun tercipta. Rute itu kelak digunakan sebagai rute perdagangan. (Veloso Salgado/ociedade de Geografia de Lisboa)

Nationalgeographic.co.id - Ketika bangsa Spanyol memusatkan perhatiannya untuk menemukan Dunia Baru, Portugis mengarahkan perhatiannya ke timur. Asia Selatan dan Timur menjadi tujuan mereka. Pasalnya, wilayah itu merupakan sumber dari banyak barang dagangan seperti emas, rempah-rempah yang berharga, sutra, dan kekayaan lainnya. Demi menghindari rute yang sarat akan bahaya, Vasco da Gama mencari jalur perdagangan baru melalui lautan. Berkat sang navigator, rute laut baru antara Eropa dan India pun tercipta.

Kehidupan awal Vasco da Gama

“Vasco da Gama lahir dari keluarga bangsawan kecil pada tahun 1460,” tulis Greg Beyer di laman The Collector. Ayahnya adalah seorang kesatria yang naik pangkat sebagai pegawai negeri. Sedangkan ibunya adalah bagian dari keluarga yang terhubung dengan baik dan kaya.

Ketika beranjak dewasa, da Gama mengikuti jejak ayahnya dan bergabung dengan Ordo Kesatria Santiago. Raja banyak berinvestasi dalam ordo dan prospek Vasco da Gama tampak bagus. Pada tahun 1482, da Gama diberikan misi pertamanya sebagai komandan. Dia dikirim untuk merebut kapal Prancis yang telah menyerang pengiriman Portugis.

Kesuksesannya cepat dan efektif. Tidak menunggu lama, ia pun memperoleh reputasi sebagai orang yang sangat kompeten.

Pelayaran pertama

Pada tanggal 8 Juli 1497, Vasco da Gama berangkat dari Lisbon dalam perjalanan mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Dengan armada empat kapal dan 170 orang,  sang penjelajah melakukan perjalanan ke Samudra Hindia menuju anak benua India.

Menemani da Gama adalah saudaranya Paulo dan navigator terkenal Bartolomeu Dias. Bartolomeu Dias merupakan penjelajah pertama yang mengitari ujung selatan benua Afrika. Ia memberikan nasihat yang tak ternilai saat mereka berlayar menyusuri pantai barat Afrika.

Turut bergabung dalam ekspedisi tersebut adalah tiga orang penerjemah. Dua dari mereka berbicara bahasa Arab dan yang ketiga berbicara beberapa dialek Bantu.

Ekspedisi itu dilanda badai, tetapi itu tidak menimbulkan masalah besar. Keempat kapal berhasil menghindari masalah serius dan berhenti beberapa kali di sepanjang jalan. Mereka berlabuh di sepanjang pantai dan memasok kapal mereka dengan apa pun yang ditemukan.

Ekspedisi mengitari Tanjung, dan pada tanggal 16 Desember, mereka melewati Sungai Great Fish. “Saat itu mereka masuk ke wilayah yang belum pernah dijelajahi orang Eropa sebelumnya,” kata Beyer. Menjelang Natal, da Gama memutuskan untuk menamai pantai yang mereka lewati untuk menghormati kelahiran Kristus. Maka dinamai tanah “Natal”. Saat ini, provinsi Afrika Selatan ini diberi nama “KwaZulu-Natal”.

Mereka berlayar lebih jauh di sepanjang pantai, mencapai Mozambik pada Januari 1498. Kemudian bergerak lebih jauh lagi hingga mencapai muara Sungai Good Omens (sekarang Sungai Zambezi). Di sini, mereka mendirikan sebuah patung untuk memperingati Portugal dan pelayarannya.