Baca Juga: Bagaimana Peran Perempuan Indonesia di Bidang Pelestarian Lingkungan?
Baca Juga: Pusparagam Wasur: Kisah Pelestarian yang Mengakar pada Budaya
Baca Juga: Menumbuhkan Kembali Hutan Hujan Bantu Batasi Perubahan Iklim
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Universitas Pakuan Eri Sarimanah menyebutkan, metode ini diharapkan bisa diikuti akademisi. Sebab, dengan keterlibatannya dalam pemantauan dan konservasi bisa melaksanakan kewajiban Tridarma Perguruan Tinggi: pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Eri mengharapkan akademisi dapat membantu untuk meningkatkan isu tentang keragaman hayati di Indonesia, dan mengedukasi kepada masyarakat luas tentang upaya konservasi.
Secara teknis, Ketua Forum HarimauKita Erni Suyanti menilai metode SMART Patrol mudah dan murah secara operasional. Penerapannya bisa membantu sebagai alat pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data.
"Semoga dengan adanya pelatihan SMART Patrol ini, semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan data untuk menyusun dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat sasaran dalam perlindungan dan pemantauan biodiversitas," kata Ketua Forum HarimauKita Erni Suyanti.
Erni juga menambahkan bahwa lembaganya bersedia untuk turut serta dalam SMART Patrol. Menurutnya, cara ini bisa menjadi pengelolaan yang baik dalam pengawasan harimau dan berbagai ancaman kehidupannya.