Nationalgeographic.co.id—Ishtar adalah seorang dewi kuno di Mesopotamia, yang memiliki karakter yang kompleks dan beragam. Asosiasinya dengan cinta, sensualitas, kesuburan dan perang, memberinya kemampuan luar biasa untuk menciptakan kehidupan dan mengambilnya. Dalam budaya Mesopotamia kuno, Ishtar adalah dewi yang paling terkenal dan dihormati selama ribuan tahun.
Dewi paling awal yang didokumentasikan
Ishtar memiliki makna sejarah khusus. “Ia adalah dewi paling awal dalam bukti tertulis,” ungkap Rosie Lesso di laman The Collector.
Mesopotamia awal memanggilnya Inanna. Mereka berasal dari periode Uruk Akhir Sumer di Mesopotamia Selatan, sekitar abad ke-5 Sebelum Masehi, periode yang kita sebut awal sejarah.
Pada abad-abad berikutnya, orang Akkadia, Babilonia, dan Asyur memanggilnya Ishtar. Dari sini perannya dalam mitologi menjadi semakin penting, lazim dan kompleks.
Dewi cinta, kesuburan, dan seks
Ishtar adalah dewi cinta yang pertama. Bangsa Mesopotamia menggambarkannya dalam banyak mitos dan puisinya sebagai wanita muda dan sangat cantik. Sang dewi digambarkan memiliki mata yang tajam.
Dalam berbagai cerita, penulis kuno menggambarkannya sebagai penata rias dengan kekuatan tertinggi. Ia merias wajah, perhiasan, dan pakaian termahal untuk menyempurnakan penampilannya sebelum tampil di depan umum.
Peradaban Mesopotamia menyembah Ishtar dalam pernikahan kuno dan ritual kesuburan.
“Meski diasosiasikan dengan cinta, kehidupan cintanya sendiri penuh gejolak,” Lesso menambahkan. Perselingkuhannya yang penuh gairah dengan Dumuzi (kemudian dikenal sebagai Tammuz) terkoyak oleh skandal dan kecemburuan.
Ishtar adalah dewi yang disembah di Timur Dekat
Ishtar adalah dewi penting dalam peradaban awal di seluruh wilayah Timur Dekat Mesopotamia (sekarang Irak, sebagian Iran, Suriah, Kuwait, dan Turki). Pemujaannya khususnya dilakukan selama abad ke-4 dan ke-3 Sebelum Masehi.