Apakah Polusi Udara Telah Memengaruhi Pelukis Impresionis Termasyhur?

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 1 Maret 2023 | 16:00 WIB
Menurut perkiraan para peneliti, lukisan Claude Monet tahun 1899 “Charing Cross Bridge”, memiliki jarak pandang kurang dari lima kilometer. (Public domain/ Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Lukisan J.M.W Turner “Apullia in Search of Appulus” (1814) menggambarkan sebuah lanskap dengan penuh detail. Seluruh objek seperti jembatan, pepohonan, dan orang-orang tergambarkan dengan sangat Jelas. Namun di sisi lain, lukisan “Rain, Steam, and Speed” (1844), menunjukan paras yang berbeda. 

Barangkali dua lukisan di atas bukanlah suatu masalah bagi orang awam yang menyaksikannya. Berbeda dengan Anna Lea Albrigth, seorangi ilmuwan atmosfer yang berbasis di berbasis di École Normale Supérieure, Paris. Kontras pada kedua lukisan tersebut memicu pertanyaan baginya, “mungkinkah Impresionis menggambarkan polusi udara selama revolusi industri?”

Untuk menjawabnya, Albrigth melakukan sebuah penelitian bersama rekannya, Peter Huybers, seorang ilmuwan iklim dari Harvard. Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, pada bulan lalu.

Mereka melakukan analisis terhadap 60 lukisan karya Turner dan 38 karya Claude Monet. Lantas apa yang sebenarnya ingin mereka temukan?

(Public Domain/ Wikimedia Commons)

“Kontras rendah dan rona putih adalah ciri khas gaya Impresionis. Itu juga merupakan ciri khas polusi udara, yang dapat memengaruhi tampilan pemandangan yang jauh dengan mata telanjang, ”tulis Bas den Hond dari Science News.

Menggunakan tolak ukur foto yang diambil di bawah kondisi udara yang bersih dan tercemar, para peneliti membuat metric for contrast (untuk mengukur tingkat perbedaan kecerahan pada gambar) yang akan diterapkan pada lukisan.

Kemudian mereka memeriksa data mereka terhadap perkiraan tingkat polusi di masa lampau. Dari analisis tersebut menunjukan bahwa tingkat polusi berkorelasi dengan pola yang lebih kabur dan palet warna yang lebih putih.

“Hasil ini menunjukkan bahwa lukisan Turner dan Monet menangkap elemen transformasi lingkungan atmosfer selama Revolusi Industri,” tulis para peneliti.

(Public Domain/ Wikmedia Commons)

Teori-teori telah beredar dalam sejarah dunia seni untuk menjelaskan fenomena ini, salah satunya gagasan yang mengatakan bahwa memburuknya penglihatan Turner dan Monet seiring bertambahnya usia. Dus, Penjelasan baru ini menyuguhkan gagasan alternatif berbasis data.

Studi ini juga mengawali perbincangan tentang impresionisme itu sendiri, dan mungkinkah temuan ini akan mengubah pemahaman kita tentang aliran tersebut?

Menurut Huybers, impresionisme sering dikontraskan dengan realisme, tetapi hasil penelitian ini menyoroti bahwa karya impresionistik Turner dan Monet juga menangkap realitas tertentu, “secara khusus, tampaknya Turner dan Monet dengan realistis menunjukan bagaimana sinar matahari menembus asap dan awan.”

Baca Juga: Menyaksikan Sejarah Alam Gunung Merapi dari Pelukis ke Pelukis

Baca Juga: Erupsi Tambora Memerahkan Mentari, Pelukis Eropa Menjadi Saksinya

Baca Juga: Johanna, Wanita yang Membuat Pelukis Vincent van Gogh menjadi Pesohor

Baca Juga: Ragam Penggambaran Iblis oleh Pelukis dan Penyair dari Masa ke Masa 

Gagasan bahwa maestro impresionisme ini hanya melukis apa yang mereka lihat menuai kritik. Seorang kritikus seni, Sebastian Smee, dalam Washington Post menegaskan agar tidak membingungkan antara pilihan kreatif dengan rangsangan eksternal.

Dirinya tidak menolak bahwa adanya hubungan antara polusi dan karya Impresionis, tetapi ia khawatir bahwa bila kita terlalu mempercayai penjelasan tunggal ini akan mengurangi variasi kreatif Monet dan Turner. 

“Monet bukanlah mesin perekam. Dia adalah seorang pelukis yang lahir dari tradisi panjang,” tulis Smee.

Pada beberapa hal, Albrigth dan Huybers setuju. Mereka berpendapat bahwa polusi udara hanya menjelaskan sebuah bagian dari perbedaan kontras. Melalui Science News, Albrigth menyatakan, “Pelukis yang berbeda akan melukis dengan cara yang sama ketika lingkunganya serupa. Namun saya tidak ingin melangkah terlalu jauh dan berkata: oh kita dapat menjelaskan Impresionisme.”

Apakah kebenaran berada di sisi Albrigth atau Smee, atau bahkan di tengah-tengahnya? Satu hal yang pasti: Eropa sedang mengalami perubahan dahsyat selama Revolusi Industri abad ke-18 dan ke-19. 

Turner dan Monet lahir di tengah perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mereka akan menyadari saat langit cerah berubah menjadi berkabut.

Kedepannya, para peneliti ingin mempelajari bagaimana polusi dan perubahan iklim memengaruhi karya seniman masa kini. Seperti yang dikatakan Huybers kepada Elaine Velie dari Hyperallergic. "Saya pikir sangat menarik untuk melihat bagaimana orang menggambarkan lingkungan mereka — dan bagaimana lingkungan memengaruhi apa yang kita pilih untuk diamati."