Fosil Cangkang Telur Mengungkap Evolusi Burung Gajah Madagaskar

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 4 Maret 2023 | 07:00 WIB
Fosil Cangkang Telur Memberikan Sekilas Evolusi Burung Gajah Madagaskar yang Punah (Bonnie Koopmans)

Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontologi telah mengungkapkan adanya perbedaan genetik burung gajah Madagaskar terkait dengan ketebalan cangkang telur, lokasi dan pola makan. Mereka memeriksa fosil cangkang telur burung raksasa tersebut yang ditemukan di Madagaskar selatan dan tengah.

Hasil analisis tersebut telah mereka terbitkan di Nature Communications dengan judul "Molecular exploration of fossil eggshell uncovers hidden lineage of giant extinct bird."

Burung gajah Madagaskar adalah famili punah dari burung darat besar yang tak mampu terbang. Tingginya bisa mencapai 3 m dan beratnya lebih dari 500 kg.

“Burung gajah Madagaskar berukuran besar, burung darat yang tidak bisa terbang yang punah sekitar satu milenium lalu,” kata peneliti Curtin University, Alicia Grealy dan rekan-rekannya.

“Keterkaitan burung gajah dengan burung lain tetap menjadi misteri sampai beberapa studi genetik menemukan bahwa mereka adalah saudara dari kiwi Selandia Baru, merevolusi pemahaman kita tentang diversifikasi unggas.”

Namun, hubungan keanekaragaman hayati dan evolusi dalam burung gajah tidak pasti dan tidak stabil sejak pertama kali dideskripsikan lebih dari 150 tahun yang lalu.

Fragmen cangkang telur purba 'memecahkan' rahasia kehidupan burung raksasa. (Bonnie Koopmans)

Itu karena sebagian besar spesies hanya diketahui dari beberapa sisa kerangka Pleistosen-Holocene yang tidak lengkap dari Madagaskar selatan dan tengah.

“Sekitar delapan spesies burung gajah di dua genera secara umum diterima berdasarkan perbandingan morfologis fosil kerangka," katanya.

"Tetapi evaluasi ulang morfometrik baru-baru ini dari bahan kerangka mengklasifikasi ulang burung gajah menjadi empat spesies di tiga genera (Aepyornis, Mullerornis dan genus baru, Vorombe). Namun, revisi ini tetap dipertanyakan.”

Dalam studi tersebut, penulis mengumpulkan dan memeriksa lebih dari 960 fragmen kulit telur burung gajah dari 291 daerah di selatan, tengah, dan, untuk pertama kalinya, Madagaskar utara.

Impresi seniman terhadap burung gajah di habitat aslinya, Madagaskar. (Bonnie Koopmans)

Spesimen tersebut berusia antara 1.290 dan (setidaknya) 6.190 tahun, dan sezaman dengan sebagian besar spesimen tulang yang berasal dari daerah ini.

Molekul yang diawetkan di beberapa cangkang telur membantu tim menemukan subspesies baru yang berpotensi hidup di ujung atas negara itu.

Para peneliti juga dapat menentukan bahwa spesies yang berbeda memakan campuran rumput, semak, dan sukulen.

“Temuan mengejutkan lainnya adalah bahwa ukuran raksasa burung gajah terbesar (Aepyornis maximus) kemungkinan muncul dalam 1,4 juta tahun terakhir, bersamaan dengan perubahan lingkungan dan ekosistem di Madagaskar,” kata Grealy.

Baca Juga: Dunia Hewan: Paleontolog Menemukan Burung Pemakan Buah Paling Awal

Baca Juga: Burung Purba Mengganti Gigi Layaknya Buaya Modern yang Hidup Saat Ini

Baca Juga: Yuanchuavis kompsosoura, Spesies Baru Burung Purba Pemilik Ekor Unik

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Burung Beku Bertanduk Berusia 46.000 Tahun di Siberia 

"Spesies ini ukurannya hampir dua kali lipat dalam kerangka waktu yang sangat cepat dan baru-baru ini."

Temuan ini merupakan lompatan maju yang penting dalam menyelesaikan sejarah kompleks beberapa burung purba terbesar di dunia.

“Sungguh menakjubkan untuk berpikir bahwa pecahan telur berusia ribuan tahun ini dapat memberi kita wawasan tentang di mana burung gajah hidup, apa yang mereka makan, bagaimana rupa nenek moyang mereka, dan bagaimana mereka berevolusi selama bertahun-tahun,” kata Grealy .

“Temuan ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana burung gajah hidup dan berfungsi dalam ekosistem unik Madagaskar."

"Dan juga memperkuat bagaimana DNA purba dari kulit telur merupakan jalan yang menjanjikan untuk mempelajari evolusi dan kepunahan hewan raksasa.”