Alasan Kaisar Tiongkok Xianzong Tidak Punya Ratu, tapi Haremnya Banyak

By Sysilia Tanhati, Minggu, 5 Maret 2023 | 16:00 WIB
Seorang kaisar biasanya memiliki ratu sebagai pendamping. Namun Kaisar Tiongkok Xianzong dari Dinasti Tang justru tidak punya ratu. Apa sebabnya? (Universal History Archive)

Xianzong dengan tegas mengatur pasukan kekaisaran untuk melawan dan segera mencapai kesuksesan mutlak.

“Di tahun-tahun berikutnya, Kaisar Xianzong mengalahkan panglima perang yang kuat satu per satu, dengan cerdas,” tulis Denis C. Twichett di laman Britannica.

Strategi "pencabutan yang kuat satu per satu" itu bekerja dengan sangat baik. Setelah beberapa panglima perang yang kuat dikalahkan, yang lain pun akhirnya tunduk pada Kaisar Xianzong.

Kaisar Xianzong tidak mengecewakan upaya dan harapan kakeknya.

Pemerintahan luar biasa Kaisar Xianzong

Setelah berhasil mengalahkan panglima perang yang memberontak, kaisar menghilangkan potensi kemungkinan perpecahan bangsa. Ia memastikan bahwa Kekaisaran Tiongkok berkembang ke arah yang lebih baik.

Selain itu, Kaisar Xianzong menominasikan dan mempercayai banyak pejabat cerdas, jujur, dan saleh yang mendukung konsepsi politiknya. Di bawah kepemimpinannya, ekonomi dan pertanian pulih secara bertahap. Rakyat hidup dalam kedamaian dan kemakmuran.

Meskipun kekaisaran tidak pernah mencapai kemakmuran seperti pada abad pertama Dinasti Tang, semuanya pulih dan berkembang.

Selain itu, sikap Xianzong terhadap kelompok kasim unik. Dia mencalonkan dan memberdayakan beberapa dari mereka, tetapi juga tidak memperlakukan kasim dengan preferensi apa pun. Dalam benak kaisar, kasim tetaplah pelayannya. “Namun, di bawah kepemimpinan penerusnya yang lemah, pengaruh kasim dalam politik terbukti menjadi bencana,” kata Twichett.

Kaisar yang tidak memiliki ratu sebagai pendamping

Kaisar Xianzong tidak pernah mencalonkan seorang ratu seumur hidupnya. Itu tidak berarti dia tidak tertarik pada wanita; sebaliknya, dia memiliki banyak harem atau selir kekaisaran.

Sebagai pemimpin, Xianzong sangat menghargai kekuatan terpusat dan absolut, terutama setelah ia menghadapi banyak perang brutal.