Nationalgeographic.co.id - Tidak hanya kaisar pertama Tiongkok Qin Shi Huang, beberapa kaisar Tiongkok lainnya juga berupaya untuk memperpanjang umur dengan beragam cara. Salah satunya adalah melalui praktik alkimia untuk menemukan ramuan keabadian. Namun di era Kaisar Jiajing, praktik itu membuat murka para harem dan pelayan istana. Mereka pun berkonspirasi untuk membunuhnya tetapi usahanya gagal.
Kaisar Jiajing atau Kaisar Shizong dari Ming memiliki nama asli Zhu Houcong (1507—1567). Ia adalah seorang kaisar kontroversial dari Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok.
Masa kecil Pangeran Zhu Houcong yang sempurna dan bahagia
Ayah Zhu Houcong adalah saudara tiri Kaisar Hongzhi Zhu Youcheng. Sang ayah dianugerahi gelar raja dan wilayah kekuasaan.
Sebagai satu-satunya anak dari orang tua dan seorang pangeran terhormat, Zhu Houcong berpendidikan tinggi. Ia melewati masa kecilnya dengan bahagia dan makmur. Zhu Houcong mewarisi gelar raja ketika dia berusia 12 tahun setelah ayahnya meninggal dunia.
Dua tahun kemudian, sepupunya Kaisar Zhengde meninggal dunia tanpa meninggalkan pewaris kekaisaran. Sebagai kerabat laki-laki terdekat dari mendiang kaisar, Zhu Houcong disambut di ibu kota. Ia naik takhta dengan dukungan dari janda permaisuri saat ini dan beberapa menteri yang berkuasa.
Dia adalah seorang politikus yang cerdas. Namun ia dengan licik mengendalikan otoritas terpusat. “Di masa pemerintahannya yang panjang (1521–66/67), ia menambahkan tingkat stabilitas pada pemerintah. Namun pengabaian tugas resminya membawa kekaisaran ke era pemerintahan yang salah,” tulis Grace Young di laman Britannica.
Dalam hampir setengah abad masa pemerintahannya, Dinasti Ming berkembang dengan baik. Ia disebutkan hampir tidak muncul di depan umum setelah mempelajari Taoisme.
Kaisar remaja yang penuh kontroversi
Kaisar Jiajing yang berusia 14 tahun, dengan sedikit sumber daya politik, memulai kontroversi besar mengenai etiket terhadap banyak pejabat. Ini dikenal dengan The Great Controversy of Rites yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Meskipun mewarisi takhta dari sepupunya, kaisar ingin menghormati orang tuanya sebagai maharaja dan ibu suri. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan etiket Dinasti Ming, terutama ketika ibu suri sebelumnya masih hidup.
Menurut aturan, dia sekarang harus menghormati ayah sepupunya, Kaisar Zhu Youcheng, sebagai ayah angkatnya.
Source | : | Ancient Origins,Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR